TEMPO.CO, Jakarta - Calon Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Suhardi Alius mengatakan akan melihat jenazah Santoso, pentolan kelompok radikal Mujahidin Indonesia Timur, pada Rabu siang. Selain itu, ia akan meninjau lokasi perburuan kelompok terorisme.
"Seusai pelantikan, saya langsung terbang ke Sulawesi Tengah," kata dia melalui pesan singkat kepada Tempo, Selasa malam, 19 Juli 2016.
Sejak kemarin, jenazah Santoso masih diidentifikasi di Rumah Sakit Bhayangkara Palu, Sulawesi Tengah. Suhardi menyatakan jadwal sepekan ke depan akan dipadati dengan konsolidasi penanganan terorisme.
Hari ini, Presiden Joko Widodo akan melantik Suhardi sebagai Kepala BNPT, menggantikan Jenderal Tito Karnavian. Pekan lalu, Tito dilantik sebagai Kepala Polri.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan membenarkan pelantikan Suhardi. Namun dia belum memberi keterangan lebih lanjut mengenai alasan penunjukan tersebut.
Suhardi menjabat Sekretaris Utama Lembaga Pertahanan Nasional setelah dimutasi dari jabatan Kepala Badan Reserse Kriminal pada Januari 2015. Suhardi dimutasi seusai Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai tersangka kasus dugaan kepemilikan rekening tidak wajar.
Sebelumnya, sejumlah sumber menyebut Suhardi merupakan orang yang membocorkan informasi kecurangan dan kepemilikan rekening gendut Budi ke KPK.
DEWI SUCI RAHAYU | AKMAL IKSAN