INFO NASIONAL - INPITCH (Indonesia Network for Public Service Watch) dan Berdikari Institut melakukan sebuah survei dalam rangka mengukur bagaimana persepsi dan pengalaman masyarakat, terutama mereka para pengguna jalan terhadap layanan para petugas kepolisian selama lebaran.
Dari sisi kepolisian, survei ini diharapkan dapat menjadi sebuah benchmark dan pertimbangan bagi internal kepolisian guna mendapatkan masukan atas upayanya memberikan pelayanan kepada masyarakat selama mudik lebaran.
Baca Juga:
Ada enam indikator yang diukur dalam survei pelayanan polisi selama arus mudik dan balik Lebaran 2016. Enam indikator ini adalah keberadaan, keramahan, kedisiplinan, kemampuan, sinergitas, dan kejelasan informasi.
Dengan menggunakan IKM, indeks penilaian akan berada pada rentang 0 - 5, dimana nilai (0) untuk pelayanan yang buruk dan (5) untuk pelayanan yang sangat baik.
Survei dilakukan dengan metode Kuisioner Random Sampling, yang tersebar di 16 titik kemacetan sepanjang jalur mudik dan balik di Pulau Jawa, mulai dari Pelabuhan Merak hingga Jawa Timur. Penetapan 16 titik dilakukan melakukan riset dan FGD intensif antara INPITCH, Berdikari Institut, Korlantas-Polri dan menyandingkan data-data existing selama lima tahun terakhir yang diperoleh dari media, dokumen-dokumen laporan operasi ketupat POLRI dan data-data yang tersebar di internet. Dengan memasang margin error 2,2 persen, diharapkan survei ini mempunyai validitas yang tinggi guna mendiskripsikan penilaian masyarakat atas kinerja aparatur kepolisian.
Baca Juga:
Survey ini melibatkan setidaknya 5.048 responden dengan komposisi 70 persen pengguna roda dua dan roda empat, sedangkan sisanya pemudik yang menggunakan bus dan/atau kendaraan umum. Survei dilakukan dari tanggal 3 - 5 Juli 2016 untuk meng-capture arus mudik, dan 8 - 10 Juli untuk meng-capture arus balik.
Dari nilai aggregate (rata-rata), IKM pada enam indikator yang diukur pada survei mudik Lebaran 2016 dalam rangka mengukur kinerja aparatur kepolisian selama arus mudik/balik Lebaran sudah baik (3,92), dan masyarakat puas dengan pelayanan kepolisian (78,39).
IKM Terendah ada di titik Semarang, yaitu hanya 3.33. Hal ini cukup reasonable, karena di saat mudik, aparatur kepolisian di seputaran Semarang memang tidak perlu kerja keras untuk mengatur lalu lintas mudik, tetapi direpotkan oleh bencana Banjir (terjadi H-3, H-2 sebelum lebaran). Jika ditilik lebih jauh pada enam indikator yang dinilai (lihat Tabel 3), keberadaan polisi dirasakan oleh responden dan memperoleh nilai tinggi, tetapi dalam hal lainnya memang tidak cukup dirasakan oleh responden yang memang pemudik. (*)