TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Ade Komarudin mengaku senang dengan kabar tewasnya pemimpin Mujahidin Indonesia Timur, Santoso, dalam Operasi Tinombala pada Senin kemarin. Menurut Ade, penembakan itu semakin menutup wilayah kekuasaan Santoso di Sulawesi Tengah.
"Dewan senang. Dengan cara mengurung, menutup akses Santoso dari area kekuasaannya," ucap Ade di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 19 Juli 2016.
Menurut Akom—begitu sapaan akrabnya, insiden penembakan tersebut membuat kelompok teroris Santoso tidak lagi mendapat akses logistik. Ia mengapresiasi kinerja tim gabungan TNI dan Polri. "Istilah yang saya pakai adalah sistem pagar besi, dan itu sangat taktis," ujarnya.
Sebelumnya, terjadi baku tembak antara kelompok sipil bersenjata pimpinan Santoso alias Abu Wardah dan Satuan Tugas Tinombala di Poso pada Senin kemarin. Santoso dikabarkan tewas dalam insiden di pegunungan Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian di Istana Kepresidenan menuturkan hasil identifikasi terhadap dua orang yang tewas dalam baku tembak itu 80-90 persen positif merupakan Santoso alias Abu Wardah dan Basri. Ia pun memastikan bakal tetap melancarkan Operasi Tinombala untuk menghapus jaringan kelompok Santoso.
ARKHELAUS