Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Agustus, Mutiara Bunda Gelar Tes Medis Korban Vaksin Palsu

image-gnews
Perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Dinas Kesehatan Provinsi Banten hadir dalam acara mediasi bersama orang tua pasien terkait kasus vaksin palsu di RSIA Mutiara Bunda, Ciledug, Tangerang, 18 Juli 2016. Tempo/Idke Dibramanty
Perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Dinas Kesehatan Provinsi Banten hadir dalam acara mediasi bersama orang tua pasien terkait kasus vaksin palsu di RSIA Mutiara Bunda, Ciledug, Tangerang, 18 Juli 2016. Tempo/Idke Dibramanty
Iklan

TEMPO.CO, Tangerang - Lebih dari seratus orangtua yang pernah memvaksinasi anak-anak mereka melalui jasa dokter spesialis anak, dr. Toniman Koeswadjaja sejak pagi hingga sore menunggu kedatangan dokter itu di Rumah Sakit Ibu Anak (RSIA) Mutiara Bunda, Senin 18 Juli 2016. Namun dr Toniman, yang juga direktur utama rumah sakit di jalan H. Mencong Ciledug Kota Tangerang itu, tak juga datang. 

Para orang tua itu mendesak dokter yang sudah berpraktik 10 tahun terakhir tersebut  bertanggungjawab atas kemungkinan terpapar vaksin palsu.

Rumah Sakit Mutiara Bunda hanya mewakilkan seseorang yang ditunjuk bernama Taufik Nugraha menghadapi ratusan orangtua pasien yang larut dalam emosi dan kekesalan.

Atas desakan orangtua, RSIA Mutiara Bunda akhirnya memutuskan menggelar medical check up (pemeriksaan kesehatan menyeluruh) pada awal Agustus 2016. "Kami sepakat awal Agustus untuk menggelar MCU dan dua minggu ini untuk mendata mana pasien yang terpapar vaksin palsu atau tidak," kata Taufik.

Salah satu orangtua pasien bernama Yuli meminta tidak hanya pasien yang telah divaksinasi DPT saja yang di MCU, dia menceritakan dua anaknya usia 3,5 tahun dan 8 bulan sudah menjalani vaksinasi dasar lengkap yang dilakukan dr Toniman termasuk DPT dan BCG.

"Anak saya batuk tiga bulan tidak sembuh-sembuh oleh dr Toniman selalu diberikan antibiotik, sudah diuap juga tapi batuknya tak kunjung reda. Rontgen di rumah sakit lain ternyata ada flek pada paru-paru dan batuknya mulai sembuh. Bagaimana nasib anak saya kalau saya ikuti terus saran dokter ini. Saya khawatir jangan-jangan vaksin lain yang digunakan selama ini palsu," kata Yuli di hadapan ratusan keluarga pasien.

Adapun Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Muhamad Yanuar yang menghadiri pertemuan itu menyatakan agar korban terpapar vaksin palsu divaksinasi ulang. "Pelaksanaan vaksin ulang di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) terdekat," kata Yanuar. Hal ini dilakukan agar vaksin terjamin asli.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala BPOM Banten Muhamad Kashuri menyatakan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, diketahui vaksin DPT yang digunakan RSIA Mutiara Bunda itu palsu.

Temuan pun telah disampaikan kepada pihak terkait mulai dari Dinas Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Ikatan Dokter (IDI) dan instansi terkait lainnya. "Kami sudah sampaikan hasilnya kepada Dinas Kesehatan,"kata Kashuri.

Dalam wawancara dengan Tempo, Toniman mengakui telah membeli vaksin Tripacea yang belakangan diketahui palsu. Dia membeli 130 vial dengan harga per kemasan Rp 200 ribu. Dalam faktur pembelian pada 23 Juni 2016 itu Toniman telah membelanjakan uangnya Rp 26 juta.

Pembelian vaksin melakui sales perorangan itu dilakukan Toniman dengan alasan kekosongan vaksin DPT tanpa efek panas sejak awal tahun 2016.

"Saya tidak tahu kalau palsu, kemasan sama kok dengan yang dulu (pabrikan), yang palsu belum saya gunakan sudah ditarik BPOM. Sejak 10 tahun saya praktek belum satu pasien mengeluh sakit polio atau difteri, aman saja," kata Toniman kepada Tempo di aula RSIA Mutiara Bunda pada Jumat, 15 Juli 2916 lalu.

AYU CIPTA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Zaskia Adya Mecca Kesal Anaknya Jadi Korban Vaksin Palsu

30 Januari 2018

Zaskia Mecca bersama anak-anaknya. Instagram
Zaskia Adya Mecca Kesal Anaknya Jadi Korban Vaksin Palsu

Pemain film Zaskia Adya Mecca mengaku anak ketiganya juga menjadi korban vaksin palsu.


Cek 39 Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat Versi BPOM

12 Desember 2017

BPOM menghadirkan aplikasi bertajuk Public Warning Obat Tradisional
Cek 39 Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat Versi BPOM

Desember 2016 hingga November 2017, BPOM menemukan 39 obat tradisional dengan bahan kimia obat. Versi BPOM, 28 dari 39 produk tidak memiliki izin edar


Produsen Vaksin Palsu Divonis 4 Tahun Bui dalam Pencucian Uang

16 November 2017

Terdakwa produsen vaksin palsu pasangan suami dan istri, Hidayat Taufiqurahman (kiri) dan Rita Agustina (tengah) menjalani sidang perdana dengan agenda pembacaan dakwaan di Pengadilan Negeri Bekasi, 11 November 2016. ANTARA/Risky Andrianto
Produsen Vaksin Palsu Divonis 4 Tahun Bui dalam Pencucian Uang

Pengadilan juga merampas harta senilai Rp 1,2 miliar milik kedua produsen vaksin palsu, berupa rumah, tanah, dan kendaraan bermotor.


Aksi Memelas Suami-Istri Pembuat Vaksin Palsu di Depan Hakim

25 Oktober 2017

Pasangan suami istri yang merupakan produsen vaksin palsu, Hidayat Taufiqurahman dan Rita Agustina. facebook.com
Aksi Memelas Suami-Istri Pembuat Vaksin Palsu di Depan Hakim

Jaksa meyakini aset tanah dan bangunan milik kedua terdakwa dihasilkan dari bisnis vaksin palsu.


Suami-Istri Produsen Vaksin Palsu Dituntut 6 Tahun Penjara

18 Oktober 2017

Terdakwa produsen vaksin palsu pasangan suami dan istri, Hidayat Taufiqurahman (kiri) dan Rita Agustina (tengah) menjalani sidang perdana dengan agenda pembacaan dakwaan di Pengadilan Negeri Bekasi, 11 November 2016. ANTARA/Risky Andrianto
Suami-Istri Produsen Vaksin Palsu Dituntut 6 Tahun Penjara

Suami-istri produsen vaksin palsu, Hidayat dan Rita, dituntut penjara enam tahun dan diminta mengembalikan aset bernilai miliaran rupiah.


Kata Penggugat Setelah Sidang kasus Vaksin Palsu Ditunda 3 Pekan

18 Oktober 2017

Ilustrasi vaksin. shutterstock.com
Kata Penggugat Setelah Sidang kasus Vaksin Palsu Ditunda 3 Pekan

Penggugat kecewa sidang perdana kasus vaksin palsu ditunda tiga pekan lamanya.


Sidang Vaksin Palsu dengan Sederet Tergugat Digelar Hari Ini

18 Oktober 2017

Puluhan orang tua korban vaksi palsu bersama Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan, menggelar aksi damai, di Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur, 20 Juli 2016. Dalam aksi damai ini mereka mendesak pihak RS. Harapan Bunda bertanggung jawab atas penyebaran, pembiaran dan pemberian vaksin palsu terhadap anak-anak yang menjadi korban dan menuntut segera melakukan vaksinasi ulang. TEMPO/Imam Sukamto
Sidang Vaksin Palsu dengan Sederet Tergugat Digelar Hari Ini

Setahun berlalu, sidang perdana kasus vaksin palsu dengan sederet tergugat digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jakarta, Jakarta, hari ini.


Sidang TPPU, Pasutri Terpidana Vaksin Palsu Dicecar Soal Rumah  

21 Agustus 2017

Terdakwa produsen vaksin palsu pasangan suami dan istri, Hidayat Taufiqurahman (kiri) dan Rita Agustina (tengah) menjalani sidang perdana dengan agenda pembacaan dakwaan di Pengadilan Negeri Bekasi, 11 November 2016. ANTARA/Risky Andrianto
Sidang TPPU, Pasutri Terpidana Vaksin Palsu Dicecar Soal Rumah  

Suami-istri terpidana kasus vaksin palsu, Hidayat Taufiqurahman dan Rita Agustina, menjalani sidang kasus dugaan TPPU.


Cara Baru Pembiayaan Vaksinasi

25 April 2017

Cara Baru Pembiayaan Vaksinasi

Pada Juli 2016, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa vaksin pertama untuk mencegah demam berdarah tersedia untuk masyarakat di seluruh dunia yang berusia 9 sampai 60 tahun. Ini berita baik bagi Indonesia, tempat demam berdarah mempengaruhi lebih dari 120 ribu orang dengan beban biaya US$ 323 juta (sekitar Rp 4,3 triliun) setiap tahun.


Penghuni Rumah Pembuat Salep Palsu Tak Kenal Tetangga  

7 April 2017

Salep Kulit 88 yang diduga palsu tersusun di ruang tengah sebuah rumah di Taman Surya II blok B3, Kelurahan Pegadungan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat. Polisi Badan Reserse Kriminal Polri menggerebek rumah itu pada Kamis, 6 April 2017. Tempo/Rezki Alvionitasari.
Penghuni Rumah Pembuat Salep Palsu Tak Kenal Tetangga  

Tetangga di sekitar rumah itu kerap mencium aroma pewangi pel lantai.