TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan belum bisa melaporkan perkembangan terbaru perihal pembebasan sepuluh warga negara Indonesia yang disekap kelompok Abu Sayyaf. Menurut Retno, sampai saat ini, belum ada perkembangan yang bisa disampaikan. "Belum ada (perkembangan) yang signifikan (soal pembebasan sandera)," ujar Retno saat dicegat awak media di dekat Istana Merdeka, Senin, 18 Juli 2016.
Sepuluh WNI kini disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan. Tiga di antaranya diculik saat melaut di dekat Lahat Datu, Malaysia, sebelum dibawa ke Filipina, yang menjadi basis operasi Abu Sayyaf.
Kabar terakhir, pada pekan lalu, Kementerian Pertahanan mengatakan sepuluh WNI itu disandera di dua tempat. Empat sandera di antaranya berada di Pulau Panamo, dijaga 50 personel bersenjata. Sandera yang lain berada di Palak, yang berjarak 64 kilometer dari Panamo. Pemisahan tersebut diduga dilakukan untuk menghindari aparat keamanan.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengaku sudah memerintahkan anak buahnya untuk bersiap-siap melakukan operasi militer. Dalam keterangan pers yang diterima Tempo, Gatot mengatakan anak buahnya harus siap menghadapi segala kemungkinan terkait dengan pembebasan sandera.
"Kepada prajurit TNI, saya perintahkan untuk selalu siap menghadapi segala kemungkinan apabila dilibatkan dalam upaya pembebasan sandera," ujar Gatot, yang juga menyebut penyanderaan berulang tak bisa dibiarkan.
ISTMAN MP