TEMPO.CO, Jakarta -Akhirnya ada langkah maju untuk mengamankan kapal dagang Indonesia yang melaut ke Filipina. Kabidpen Inter Puspen TNI Kolonel Laut Sultan Djanieb mengungkapkan Filipina dan Indonesia sepakat mengatur penugasan personel keamanan bersenjata di atas kapal dagang masing-masing negara.
"Guna mencegah terjadinya insiden perompakan bersenjata dan penculikan di wilayah maritim kedua negara," ujar Sultan dalam keterangan pers yang diterima Tempo, Jumat, 15 Juli 2016.
Sebagaimana diketahui, dalam beberapa pekan terakhir, warga negara Indonesia menjadi korban penyanderaan jaringan teroris Abu Sayyaf yang berbasis di Filipina. Saat ini ada sepuluh WNI yang disandera jaringan teroris tersebut. Adapun tiga di antaranya diculik pada 9 Juli lalu saat melaut di perairan Lahat Datu, Malaysia, sebelum dibawa ke Malaysia.
Seusai kejadian itu, pemerintah Indonesia melakukan sejumlah langkah intensif, seperti menggiatkan Crisis Center bentukan Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, hingga pertemuan rutin dengan Kementerian Pertahanan Malaysia serta Filipina. Tujuannya agar mendapat langkah penyelamatan sandera dan pencegahan sandera baru.
Sultan melanjutkan, pengaturan penempatan pasukan bersenjata itu bukan satu-satunya kesepakatan yang dibuat. Ia berkata kesepakatan yang diteken Asisten Operasi Panglima TNI dan Asisten Operasi Angkatan Bersenjata Filipina itu juga mencakup patroli bersama, latihan bersama, hingga pengembangan protokol pengamanan koridor masing-masing.
"Kesepakatan lainnya, pengikutsertaan Western Mindanao Command Angkatan Bersenjata Filipina dan Komandan Lantamal XIII/Tarakan ke kegiatan Komite Perbatasan Indonesia-Filipina," ujarnya, menambahkan isi kesepakatan yang disetujui di Hotel Park Lane, Jakarta, kemarin.
Sultan menambahkan, kerja sama ini akan mengacu pada Filipina-Indonesia Border Patrol Agreement 1975 dan Konvensi Maritim Internasional. Dengan begitu, landasan hukum jelas dan kapal dagang dan pelaut masing-masing wilayah pun terjamin.
Kepala Dinas Penerangan TNI AL Kolonel Edi Sucipto mengatakan angkatan laut sudah siap dengan alutsistanya untuk menindaklanjuti kesepakatan ini. Apa yang ditunggu sekarang hanya perintah dari Mabes TNI. "Kami siap, itu sudah tugas kami, baik ada kesepakatan maupun tidak," ujarnya.
ISTMAN MP