TEMPO.CO, Mataram - Dekan Fakultas Peternakan Universitas Mataram Prof DR Ir Yusuf Ahyar Sutaryono MSc tidak setuju impor jeroan untuk mengatasi mahalnya harga daging sapi di Indonesia. Dia mendukung sikap Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi yang menolak impor jeroan sapi.
“Saya setuju impor jeroan dihentikan karena memang tidak bermartabat dan kualitasnya belum tentu bagus,” katanya, Sabtu, 16 Juli 2016.
Menurut dia, selain tidak bermartabat, kualitas jeroan sapi impor itu pun belum tentu baik. “Kualitas daging dan jeroan dari India itu menjadi pertanyaan besar,” ujarnya.
Apalagi impor daging dari India bermasalah besar di Indonesia karena India belum bebas penyakit mulut dan kuku (PMK). “Indonesia sudah bebas PMK bisa terjangkit PMK lagi,” kata Yusuf.
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi dalam keterangan pers tertulisnya mengatakan impor jeroan sapi merendahkan martabat bangsa. “Jeroan di negara-negara Eropa justru untuk pakan anjing, dan tidak layak konsumsi untuk manusia,” ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian memutuskan untuk mengimpor daging sapi kategori secondary cut dan jeroan. Impor ini dilakukan untuk menekan harga daging sapi yang tak kunjung turun.
SUPRIYANTHO KHAFID