Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Orangtua Korban Tantang Menteri Nila Pakai Vaksin Palsu

Editor

Mustafa moses

image-gnews
Surat pernyataan RS Harapan Bunda yang berisi jaminan untuk pertanggungjawaban terhadap pasien vaksin palsu di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, 15 Juli 2016. Tempo/Azis
Surat pernyataan RS Harapan Bunda yang berisi jaminan untuk pertanggungjawaban terhadap pasien vaksin palsu di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, 15 Juli 2016. Tempo/Azis
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Orangtua korban vaksin palsu mengaku geram dengan pernyataan Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek yang menyebut vaksin palsu tidak memiliki efek kepada anak. Mereka menantang Nila membuktikan ucapannya.

"Kalau memang tidak ada efek, berani tidak Nila Moeloek, kalau dia punya cucu, diberi vaksin palsu," kata Augus Siregar, salah satu orang tua korban vaksin palsu, Sabtu, 16 Juli 2016.

Augus adalah orang tua korban vaksin palsu di Rumah Sakit Harapan Bunda, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Bersama belasan korban lain, dia menyampaikan tuntutannya ke pihak rumah sakit dan Kementerian Kesehatan dalam jumpa pers yang diinisiasi Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPA), Seto Mulyadi, di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Jakarta.

Dalam kesempatan itu, Augus meminta Nila untuk membuktikan pernyataannya soal dampak vaksin palsu. Selain menantang Nila untuk memberi kerabatnya diberi vaksin palsu, Augus juga ingin bukti lain yang bisa membenarkan pernyataan Nila. "Kami ingin bukti apakah sudah ada riset yang dilakukan. Ini baru berapa hari sudah ada statemen yang bilang tidak ada efek," kata Augus.

Dampak pemberian vaksin palsu utarakan Yati, 37 tahun. Dengan suara terisak dan berurai air mata, dia menceritakan kondisi anaknya yang kini berumur 5 tahun 8 bulan dengan kondisi badan lemah dan keluar masuk rumah sakit. Ini terjadi pada Februari 2015 saat anaknya diminta dokter di RS Harapan Bunda untuk vaksin ulang.

"Saya tanya untuk apa divaksin ulang, dijawab biar daya tubuhnya meningkat. Justru setelah divaksin ulang, daya tahan anak saya drop," kata Yati dengan suara bergetar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejak itu, Yati harus bolak-balik ke rumah sakit merawat anaknya. Ketika kasus vaksin palsu muncul, dia melakukan pemeriksaan terhadap anak. "Setelah dironsen, ternyata kena virus-bakteri," kata Yati.

Augus mengatakan vaksin palsu bisa membahayakan anak-anak di masa depan. "Kita tidak tahu apakah ini ada rencana merusak generasi," kata dia. Sebab, peredaran vaksin palsu sudah berlangsung sejak 2003 di banyak rumah sakit.

Dia mencontohkan hitungan kasar di RS Harapan Bunda, dimana dalam satu hari ada 5 anak yang divaksin. "Kalikan 300 hari dikalikan 10 tahun. Berapa banyak anak-anak Indonesia di masa depan yang akan hilang dengan sendirinya. Ini termasuk genosida," kata Augus.

AMIRULLAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

7 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.


3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

24 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?


Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

25 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.


Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

43 hari lalu

Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan IMERI-FKUI. Kredit: FKUI
Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.


Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

31 Januari 2024

Pasien penderita kusta di Rumah Sakit Anandaban Leprosy Mission di Lele, Nepal, 24 Januari 2015. (Omar Havana/Getty Images)
Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.


174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

28 Januari 2024

Warga Palestina yang melarikan diri dari Khan Younis menuju Rafah, akibat operasi darat Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas di selatan Jalur Gaza, 25 Januari 2024. Setidaknya 50 warga Palestina tewas di Khan Younis dalam 24 jam terakhir. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

Laporan Kementerian Kesehatan Palestina wilayah Gaza menyebut ada 174 warga Gaza yang gugur dalam serangan Israel yang masih berlanjut


Produk Alat Kesehatan Harus Punya Izin Edar agar Terjamin Aman

16 Januari 2024

Ilustrasi Pameran Alat Kesehatan/Istimewa
Produk Alat Kesehatan Harus Punya Izin Edar agar Terjamin Aman

Pastikan produk-produk terkait kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan, yang dibeli memiliki izin edar agar terjamin aman, bermutu, bermanfaat.


PB PERNEFRI: Kelebihan Garam Picu Penyakit Ginjal Kronis

15 Januari 2024

Ilustrasi garam. Shutterstock
PB PERNEFRI: Kelebihan Garam Picu Penyakit Ginjal Kronis

Kelebihan garam bisa memicu berbagai masalah kesehatan, hingga merambat kepada penyakit ginjal kronis.


Setahun setelah Legalisasi, Thailand Berencana Larang Penggunaan Ganja untuk Rekreasi

11 Januari 2024

Ilustrasi ganja.  REUTERS/Blair Gable
Setahun setelah Legalisasi, Thailand Berencana Larang Penggunaan Ganja untuk Rekreasi

Thailand sedang menampung opini publik untuk RUU terbaru yang akan melarang penggunaan ganja rekreasional.


Alodokter Lolos Uji Coba Regulatory Sandbox, Berstatus Direkomendasikan Kemenkes

8 Januari 2024

Platform kesehatan digital Alodokter meluncurkan fitur terbaru dari Alomedika bernama Alomedika eCourse, universitas daring khusus dokter pertama di Indonesia. (ANTARA/HO-Alodokter)
Alodokter Lolos Uji Coba Regulatory Sandbox, Berstatus Direkomendasikan Kemenkes

Alodokter adalah platform kesehatan digital yang digunakan lebih dari 30 juta pengguna aktif setiap bulan.