TEMPO.CO, Bekasi - Manajemen Rumah Sakit Permata, Bekasi, tengah mendata pasiennya yang menggunakan vaksin palsu yang dipasok oleh CV Azca Medikal. Diperkirakan, jumlahnya tak lebih dari 45 pasien sejak Oktober 2015. "Kami hanya membeli satu jenis vaksin," kata Manajer Pelayanan Medis, Siti Yunita, Sabtu, 16 Juli 2016.
Vaksin itu jenis Pediacel untuk keperluan antisipasi penyakit DPT, HiB, dan polio. Menurut Siti, selama 2015, rumah sakit hanya membeli 45 vial atau botol kemasan kecil. Adapun penggunanya tak sampai 45 orang karena setiap orang ada yang menggunakan lebih dari satu vaksin. "Kami masih mendata pasien pengguna vaksin itu," katanya.
Baca Juga: Rumah Sakit Pakai Vaksin Palsu, Jokowi: Izinnya Bisa Dicabut
Siti menambahkan, rumah sakit terpaksa menggunakan vaksin tersebut karena dua distributor yang biasa memasok vaksin kehabisan stok. Karena itu, CV Azca Medical menjadi alternatif terakhir untuk mengadakan vaksin guna kebutuhan vaksinasi anak-anak di rumah sakit yang berada di Mustikajaya tersebut.
Ia mengatakan, pihaknya mengakui ada kelemahan sistem manajemen hingga vaksin tersebut lolos verifikasi keamanan rumah sakit. Selain itu, rumah sakit kesulitan membedakan vaksin asli dan palsu. Sebab, harganya tidak jauh berbeda, yakni Rp 866 ribu per vial yang sesuai dengan harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah.
Baca Juga:
Simak: Dokter Tersangka Vaksin Palsu Diduga Langgar Tiga UU
"Kemasannya mirip yang asli yang dikirim oleh distributor lain," kata Siti. Bahkan, dalam kemasan itu juga tertera batch register Dirjen POM, masa kedaluwarsa, nomor register, dan keterangan principal.
Siti menambahkan, sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan, RS Permata Bekasi siap melakukan vaksin ulang secara gratis kepada pasien yang menggunakan vaksin dari CV Azca Medical tersebut. "Kami sudah menghubungi pasien mendapatkan vaksin itu untuk divaksin ulang."
ADI WARSONO