TEMPO.CO, Yogyakarta - Ratusan polisi masih berjaga di Asrama Papua di Jalan Kusumanegara Yogyakarta, Sabtu pagi, 16 Juli 2016.
Juru bicara Persatuan Rakyat Pembebasan Papua Barat, Roy Karoba mengatakan sebagian mahasiswa Papua Sabtu pagi tidak bisa masuk ke asrama karena banyak polisi di sekitar asrama. "Kami masih dikepung polisi. Sulit ke luar dan masuk asrama," kata Roy.
Dia menuturkan banyak kalangan yang bersolidaritas terhadap mahasiswa Papua dan aktivis pro-demokrasi. Misalnya bantuan makanan dan minuman dari masyarakat yang tinggal di sekitar asrama. Bantuan makanan juga datang dari sejumlah mahasiswa Universitas Sanata Dharma. Roy menyebut ada pula romo yang datang ke Asrama Papua.
Menurut Roy, bantuan makanan dari aktivis pro-demokrasi yang dikirim oleh Palang Merah Indonesia Yogyakarta sempat tertahan karena polisi tak mengizinkan PMI masuk ke asrama. Tapi, hal itu dibantah PMI Daerah Istimewa Yogyakarta. Ketua PMI DIY, Herry Zudianto melalui pesan pendek mengatakan tidak benar mobil PMI ditahan polisi. Menurut dia, pada Jumat sore dengan menggunakan ambulan, PMI kota jogja mengantarkan bantuan ke Asrama Papua.
Sampai di kawasan Asrama Papua, aktivis pro-demokrasi yang meminta bantuan PMI untuk mendistribusikan bantuan tidak kunjung datang. "Maka mobil PMI kembali ke Markas. Tidak terjadi penahanan terhadap Mobil PMI oleh aparat," kata Herry melalui pesan singkat.
Tapi, seorang anggota PMI mengatakan sopir yang hendak masuk ke Asrama Papua dilarang masuk dengan alasan khawatir disandera di dalam asrama. Anggota PMI itu tidak merinci siapa yang melarang masuk.
Sebelumnya sempat beredar pesan berantai melalui jejaring sosial ihwal kerusuhan di Asrama Papua. Orang yang melintas ditakut-takuti oleh polisi dan organisasi masyarakat bahwa di dalam asrama banyak terdapat panah. Jalanan di sekitar asrama ditutup oleh polisi.
Polisi sempat menangkap mahasiswa Papua. Mereka yang ditangkap tanpa alasan yang jelas mendapat advokasi dari Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta. Jumat malam, polisi membebaskan mahasiswa Papua.
Rencana aksi damai mahasiswa Papua dan aktivis pro-demokrasi mendukung Persatuan Pergerakan Pembebasan untuk Papua Barat atau United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) urung digelar Jumat siang, 15 Juli 2016. Mereka rencananya menggelar aksi dari Asrama Papua menuju Titik Nol. Acara itu dibubarkan ratusan personel gabungan dari Polda Daerah Istimewa Yogyakarta, Brigade Mobil, dan organisasi masyarakat lain.
Mereka mendatangi Asrama Mahasiswa Papua sejak Jumat pagi hingga sore hari. Organisasi masyarakat Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/Polri Indonesia, Pemuda Pancasila, Paksi Katon, dan Laskar Jogja membubarkan rencana aksi damai itu. Mereka membawa senjata semacam bambu dan pentungan. Mereka meneriaki sejumlah warga Papua yang keluar dari asrama dengan kata-kata kotor dan nama-nama hewan. Ada pula yang melemparkan batu ke halaman Asrama Papua.
SHINTA MAHARANI