TEMPO.CO, Bangkalan - Penunggak pembayaran tagihan fasilitas umum dari kalangan masyarakat tak mampu masih bisa dipahami. Tapi penunggak dari kalangan orang yang berkecukupan bakal membuat orang terheran-heran. Inilah yang terjadi di Bangkalan, Jawa Timur.
Jumlah penunggak terbesar tagihan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, justru berasal dari kalangan pelanggan yang mampu secara ekonomi. Dari tunggakan tagihan sebesar Rp 1,6 miliar per bulan, sebesar Rp 400 juta di antaranya berasal dari tagihan aktif. Tagihan aktif adalah tunggakan dari pelanggan yang masih bisa ditagih.
Sebagian besar penunggak aktif ini justru berasal dari kalangan masyarakat mampu. "Kami sudah bentuk tim penagih, kami juga MoU dengan kejaksaan untuk penagihan," ujar Direktur PDAM Bangkalan, Andang Pradana, Jumat, 15 Juli 2016.
Contoh pelanggan seperti yang disebut Andang, salah satunya Ahmat, warga Perumahan Handoko Bangkalan. Ahmat sempat menunggak bayar tagihan PDAM selama 11 bulan. Dia baru melunasi tunggakan pada awal Ramadan lalu. Itu pun setelah ada pemberitahuan, jika tunggakan sampai setahun, saluran air akan diputus. "Habis sekitar Rp 600 ribu," kata dia.
Apa alasan Ahmat menunggak hampir setahun? Dia menunggak bukan karena tidak punya uang, melainkan hanya karena malas membayar ke kantor PDAM yang jauh dari rumahnya. "Kalau ada petugas penagih langsung ke rumah, kayaknya bagus juga, sangat membantu bagi yang sibuk," ujar dia.
MUSTHOFA BISRI