TEMPO.CO, Depok - Kapal tanpa awak rancangan mahasiswa Universitas Indonesia berhasil menyabet peringkat ke-5 dalam ajang kompetisi kapal 9th International Roboboat Competition di Virginia Beach, Amerika Serikat yang berlangsung pada 4–10 Juli 2016.
Tim yang tergabung dalam Autonomous Marine Vehicle Team Universitas Indonesia (AMV UI) memperlombakan karya inovatif mereka berupa teknologi kapal tanpa awak bernama Makara-05 dengan konsep drone permukaan laut dan Makara-06, sebagai drone bawah laut.
Ketua AMV UI Zulfah Zikrina menuturkan timnya sempat mengalami kendala teknis pada tahap robot performance. Hardware drone mengalami gangguan signal dikarenakan faktor lingkungan. Gangguan tersebut lantaran jumlah satelit yang didapatkan di US lebih sedikit dibandingkan saat di Indonesia.
"Sehingga kami harus memprograman ulang sistem Makara-05 dalam waktu yang sangat terbatas," kata Zulfah dalam rilis yang diterima Tempo, Kamis 14 Juli 2016. Beruntung masalah itu bisa segera dipecahkan. Keberhasilan tersebut menunjukkan bahwa tim Indonesia mampu mengungguli peserta dari kampus-kampus terkemuka di dunia dalam ajang kompetisi bergengsi ini.
Adapun, UI berhasil mengungguli tim dari University of Michigan, AS, University of Ulsan, Korea Selatan dan Embry-Riddle Aeronautical University, AS. Keunggulan kapal Makara-05 dan Makara-06 ada pada manuverability (kemampuan bermanuver) dan kecepatan kapal serta kemampuan merekam gambar, video serta deteksi bentuk di permukaan maupun bawah laut.
Dengan kemampuan tersebut, ke depannya, Makara-05 dan Makara-06 dapat dimanfaatkan sebagai pengganti kerja manusia di permukaan maupun di dalam laut guna menunjang aktivitas di bidang seperti keamanan, penelitian bawah laut, serta penanganan bencana.
Dalam kompetisi ini ada dua tahap penilaian yaitu static judging dan performance/dynamic robot. Pada tahapan static juding, kemampuan akademis dan pemahaman teknikal yang mendalam menjadi penilaian utama dan dipresentasikan di hadapan para juri yang berasal dari Naval Sea Systemnya Command (NAVSEA), Ocean Naval Research (ONR) dan organisasi Naval lainnya.
Terdapat sejumlah komponen penilaian yaitu Penulisan Jurnal, Kualitas materi jurnal, Fisik Kapal, Tayangan Video, Website, Social media, Techical academic oral presentation, Inspeksi robot dan Team interview. AMV UI mampu menjawab seluruh pertanyaan dari juri sehingga mengalahkan tim papan atas seperti University of Michigan, United States Naval Academy (USNA).
Sedangkan pada tahapan Performance Robot, para kontestan diminta untuk menunjukkan kemampuan kapal dalam menyelesaikan lima misi kompetisi, yaitu Navigasi, Penghindaran Rintangan (obstacle avoidance), Berlabuh Otomatis (automated docking), Mendeteksi Frekuensi Bawah Air (Pinger Location) dan Meluncurkan kapal selam untuk merekam gambar bawah air (Interoperability Challenge).
Zulfah menambahkan, Kapal Makara-05 merupakan kapal tanpa awak yang didesain dengan konsep tiga lambung (trimaran) dan pada bagian depan terdapat axe bow yang berfungsi untuk memecah gelombang/ombak sehingga mampu meningkatkan efisiensi waktu. "Ini menunjukan Indonesia mampu bersaing dalam menciptakan teknologi kapal tanpa awak," ucapnya.
Sedangkan Kapal Makara-06 merupakan kapal yang memiliki kemampuan sensor mengolah citra objek di bawah laut dan mampu bertahan selama 4 jam di bawah air pada kedalaman hingga 100 meter.
Turnamen ini telah diselenggarakan 9 kali dan pada tahun ini diikuti sejumlah negara seperti AS, Korea Selatan dan India. Tantangan yang harus diselesaikan dalam kompetisi ini adalah desain kapal yang mampu dioperasikan kawasan pesisir, baik untuk misi pengamanan, penyelamatan, operasi darurat dan operasi oseanografi, kegiatan riset dan lainnya.
IMAM HAMDI