TEMPO.CO, Bandung - Rumah Cinta di Bandung menyokong biaya obat kanker bagi pasien keluarga miskin rata-rata Rp 30 juta per bulan. Dana itu kebanyakan hasil sumbangan lewat pesan lisan berantai ke perorangan. Sebagian dana itu berasal dari hasil usaha bisnis air minum sehat pengelola tempat.
Pendiri Rumah Cinta, Supendi Wijaya, mengatakan bantuan dana itu untuk menutupi biaya obat yang tidak ditanggung pemerintah. Saat ini rumah singgah di Jalan Bijaksana Dalam 11, Bandung, itu mendampingi 144 anak pasien kanker dari keluarga miskin. "Obat yang mahal tidak ditanggung BPJS," ucapnya.
Biaya obat yang tak ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial itu kemudian disokong bersama para donatur Rumah Cinta. Sumbangan lain menjadi bahan kebutuhan harian penghuni rumah singgah, seperti beras, lauk-pauk, peralatan mandi, dan mencuci pakaian, termasuk popok untuk anak usia bayi. Semuanya disiapkan gratis.
Setiap hari, Rumah Cinta juga menyediakan 250-300 nasi bungkus untuk makan tiga kali sehari bagi anak pasien kanker dan orang tua miskin yang berjaga di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung.
"Nikmatnya bisa ringankan beban orang hingga mereka tersenyum. Anak-anak yang datang rata-rata 90 persen tidak bisa berjalan, perut kembung, dan badan sangat kurus. Setelah kemoterapi dan tinggal di sini dalam kurun delapan bulan, mereka bisa lari-lari. Orang tuanya juga pulih," tutur Supendi.
ANWAR SISWADI