TEMPO.CO, Samarinda - Perusahaan pelayaran asal Samarinda, Kalimantan Timur, PT Rusianto Bersaudara, memastikan tujuh awak kapal TB Charles, yang saat ini disandera kelompok bersenjata di Filipina, Abu Sayyaf, dalam keadaan sehat. Selama penyanderaan, perusahaan terus berkomunikasi dengan kelompok tersebut.
"Komunikasi makin intens, terakhir 12 Juli 2016. Bisa sampai lima kali sehari," kata Taufiq Qurrohman, juru bicara PT Rusianto Bersaudara, saat ditemui di kantornya, Jalan Mulawarman, Samarinda, Rabu, 13 Juli 2016. Komunikasi sempat tersendat saat Lebaran. Namun saat ini sudah kembali intens.
Dari komunikasi itu, Taufiq menyimpulkan para sandera tak berdiam di satu tempat. Mereka berpindah-pindah. "Kontak pertama jaringannya bagus. Kontak selanjutnya bisa jaringannya jelek. Besar kemungkinan mereka selalu berpindah," katanya.
Belum diketahui lokasi pasti tujuh WNI itu. Dari kontak terakhir, mereka mendapatkan informasi soal sandera lewat Fery Arifin, nakhoda TB Charles. "Kami merasa mereka (para sandera) pernah dipertemukan di satu tempat, tapi kami tak tahu pasti," ucapnya.
Pihak perusahaan, kata dia, tidak berhasil berbicara langsung dengan pemimpin Abu Sayyaf. "Yang pasti ada dua orang yang terus berkomunikasi dengan bahasa Inggris, kadang juga bahasa Melayu," katanya.
Soal uang tebusan, Taufiq mengaku masih belum diputuskan. Perusahaan, kata dia, tetap akan melakukan yang terbaik untuk membebaskan sandera. "Soal tebusan memang jadi kajian internal kami. Namun untuk memutuskan tentu harus bersinergi dengan pemerintah," tuturnya.
Tujuh awak kapal tugboat Charles disandera saat sedang menarik kapal batu bara ke Filipina. Mereka diculik pada 20 Juni. Para penyandera sempat menyebut uang tebusan 20 juta ringgit.
Soal kondisi para sandera, menurut Taufiq, sudah disampaikan kepada keluarga di Samarinda. Owner PT Rusianto Bersaudara, Edi Rusianto, dikatakan Taufiq sudah bertemu dengan keluarga, Rabu lalu, di pangkalan Sungai Lais, Kelurahan Pulau Atas, Kecamatan Samabutan. Dalam pertemuan itu, pihak keluarga diwakili oleh Elona Rahmadani (istri Robin Piter), Dian Megawati Ahmad (istri Ismail), dan Abdul Muis (ayah Nakhoda Fery Arifin).
FIRMAN HIDAYAT