INFO PON - Kaldron api PON/PEPARNAS dipastikan ditempatkan di stadion Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) yang menjadi arena upacara pembukaan dan penutupan PON XIX/PEPARNAS XV 2016. Kaldron api yang akan menjadi daya tarik PON XIX/Perpanas XV 2016 ini dipesan dari Tiongkok seharga Rp 2 miliar.
“Dananya diambil dari anggaran PB PON XIX/2016,” kata Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) Jawa Barat, Yudha M. Saputra. Sebelumnya, penganggaran pemesanan dan pembelian kaldron dari Tiongkok itu dialokasikan dari PB PON XIX/2016 ke Kabupaten Bandung. Namun dengan beralihnya venue upacara, dari Stadion Si Jalak Harupat di Kabupaten Bandung ke Stadion GBLA di Kota Bandung, maka dana itu dialokasikan ke Kota Bandung.
Hingga kini, belum ada informasi mengenai desain kaldron yang sedang dikerjakan di Tiongkok itu, termasuk nilai filosofi dan cara menyulut api pada kaldron. ”Saya tidak tahu cara menyalakannya, namun yang jelas menjadi salah satu daya tarik PON XIX/2016 Jabar,” ujar Yudha yang juga menjadi Ketua Bidang Pertandingan dalam PON kali ini.
Biasanya, seperti dalam penyelenggaraan Asian Games 2010 di Guangzhou, Tiongkok, kaldron buatan Negeri Tirai Bambu itu menggunakan kembang api dalam prosesi penyulutannya. Kaldron akan menyimpan api PON selama perhelatan olahraga nasional itu digelar. Api akan diambil dari sumber api abadi di Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, dan diarak mulai 5 hingga15 September 2016, melintasi 27 kabupaten/kota di Jawa Barat.
Obor yang digunakan untuk membawa api akan dibawa pelari dari anggota TNI Kodam III/Siliwangi dan dikawal sejumlah legenda olahraga di tiap kabupaten/kota. Setelah disemayamkan di Gedung Sate, Kota Bandung, api itu akan digunakan untuk menyulut kaldron PON XIX/2016 di Stadion GBLA.
Baca Juga:
Hingga kini, belum diketahui siapa atlet berprestasi Jabar yang akan menyulut api PON XIX/PEPARNAS XV di kaldron di Stadion GBLA ini. Perhelatan PON sempat mencatat sejarah unik ketika penyulutan api PON diserahkan kepada seorang penderita stroke. Ini terjadi pada PON XVI/2004 di Sumatera Selatan, saat mantan atlet nasional biliar, Kempeng Podian, mesti membawa obor seberat 4 kilogram dan membawanya sejauh 150 meter sebelum dia naik ke tempat penyulutan api ke kaldron.
Padahal Kempeng saat itu mengalami kelumpuhan di bagian tubuh sebelah kanan yang membatasi gerakan tubuhnya akibat serangan stroke setahun sebelumnya. Di masa jayanya, Kempeng menyumbangkan medali emas bagi kontingen Sumatera Selatan sejak PON 1981 dan Indonesia di ajang SEA Games. (*)