TEMPO.CO, Jakarta - Istana membantah bahwa senjata ilegal yang dibeli anggota pasukan pengamanan presiden (Paspampres) dibawa melalui pesawat kepresidenan. Juru bicara kepresidenan Johan Budi menuturkan bila melihat kesaksian Audi Sumilat, Presiden Joko Widodo tidak melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat pada periode September 2015.
"Saya bisa pastikan tanggal 28 September (2015) tidak ada pesawat kepresidenan ke sana. Itu clear," kata Johan di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 12 Juli 2016. Dengan demikian, ia memastikan pembelian senjata ilegal tidak melibatkan pesawat kepresidenan.
Sebelumnya, Pengadilan Federal Amerika Serikat (AS) memproses persidangan penjualan senjata untuk Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Audi Sumilat, 36 tahun, warga El Paso, Texas mengaku bersalah terlibat dalam skema pembelian senjata dan menyelundupkannya untuk dijual kepada Paspamres Indonesia. Di pengadilan disebutkan transaksi pembelian dilakukan pada 28 September hingga 21 Oktober 2015.
Presiden Jokowi mengunjungi Amerika Serikat pada 25-29 Oktober 2015. Kunjungan itu untuk meningkatkan hubungan kerja sama kedua negara di bidang politik dan ekonomi.
Johan mengatakan transaksi antara Audi dengan anggota Paspampres tidak dilakukan atas nama institusi tapi kepentingan personal semata. Dari tiga orang yang diduga terlibat, tidak semuanya anggota Paspampres. Mengenai sanksi, lanjut Johan, istana menyerahkan ke Panglima TNI.
Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Paspampres tidak pernah menggunakan senjata ilegal. Sebab, satuan Paspampres diberi senjata terbaik dibandingkan semua satuan lainnya. "Kalau melihat kasusnya tujuh (pucuk), itu tidak lebih dari Rp 50 juta (nilainya)," kata Kalla.
ADITYA BUDIMAN