TEMPO.CO, Probolinggo - Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gede Suantika mengatakan ada peningkatan sedikit pada aktivitas vulkanis Gunung Bromo dalam beberapa hari terakhir ini. "Untuk seismik, tremor menerus. Beberapa hari terakhir ini rada-rada agak meningkat sedikit, tetapi peningkatannya masih lebih kecil daripada waktu siaga," kata Suantika dihubungi Tempo, Selasa pagi, 12 Juli 2016.
Suantika mengatakan dalam dua atau tiga hari terakhir ini, abu yang keluar dari kawah Gunung Bromo cukup banyak. "Dan arah angin cenderung ke arah barat dan barat daya, atau arah Malang sehingga abunya jatuh di landasan Bandar Udara Abdulrachman Saleh," kata Suantika.
Dia menambahkan, abu Bromo menggantung di udara dan tertiup angin hingga jatuh. Kendati demikian, kondisi status aktivitas Gunung Bromo hingga saat ini masih tetap di level waspada.
"Dan rekomendasi kami (PVMBG), radius satu kilometer dari kawah Bromo tertutup untuk aktivitas manusia. Artinya pengunjung tidak boleh naik ke kawah," kata Suantika.
Menurut Suantika, petugas Pos Pengamatan Gunung Api Bromo di Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, masih terus melakukan pemantauan terhadap aktivitas Bromo baik secara visual maupun kegempaan.
"Tugas kami itu memantau gunung selama 24 jam sehari. Terus memantau terutama potensi dampak peningkatan aktivitas gunungnya," ujarnya. Pemantauan juga dilakukan pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). "Pemantauannya juga 24 jam. Dipantau abunya, elevasi abunya terus dipantau dengan melihat arah angin, sehingga kemungkinan abu bergerak ke mana bisa diperkirakan," katanya.
Suantika mengatakan aktivitas Bromo yang teramati pada Selasa pagi ini tidak jauh berbeda dengan pengamatan pada Senin, 11 Juli 2016. "Abunya teramati masih agak tebal tetapi pendek sekitar 400 meter dari puncak kawah Bromo," katanya. Selain itu, tremor masih menerus dan cukup tinggi dengan amplitudo maksimum dominan di tiga milimeter. "Kemarin-kemarinnya dua milimeter," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, semburan abu Bromo dalam beberapa hari terakhir ini mengarah ke Malang. Hal ini kemudian berdampak pada penutupan Bandar Udara Abdulrachman Saleh. Sejumlah penerbangan terpaksa dibatalkan akibat penutupan bandara tersebut.
Saat ini, status Gunung Bromo di level waspada dengan radius aman adalah satu kilometer dari pusat kawah aktif. Pada akhir 2015, Gunung Bromo sempat mengalami erupsi hingga status ditingkatkan menjadi siaga menyusul aktivitas tremor mengalami peningkatan secara signifikan.
Selain asap yang disemburkan abu kehitaman, saat fase erupsi tersebut juga tampak sinar api dari dalam kawah pada malam hari. Erupsi yang sempat terjadi pada akhir 2015 hingga awal 2016 itu dipercaya sebagai periode letusan erupsi lima tahun sekali. Erupsi sebelumnya terjadi pada 2010 yang fase letusannya hingga sembilan bulan.
DAVID PRIYASIDHARTA