TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil ikut bermacet-macet ria bersama pemudik lain. Momen itu terjadi saat orang nomor satu di Kota Bandung ini mengunjungi sanak saudara di kampung halamannya, Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu, 10 Juli 2016.
Jika jarak tempuh normal dari Bandung ke Tasikmalaya atau sebaliknya hanya tiga-empat jam, saat pulang ke Bandung Ridwan Kamil justru memakan waktu dua kali lipatnya. "Kena macet sampai sembilan jam. Berangkat dari Tasik jam 16.00 WIB sampai Bandung jam 01.00 WIB malam," ujar Ridwan Kamil, Senin, 11 Juli 2016.
Ridwan Kamil mengatakan dia sengaja ikut bermacet-macetan karena tidak mau mengandalkan petugas voorijder untuk membelah lautan kendaraan. Menurut dia, voorijder digunakan hanya untuk pengawalan, berjaga-jaga jika ada kejadian yang tidak diinginkan. "Karena keamanan dan pengawalan melekat 24 jam sampai kapanpun," ujarnya.
Selain itu, saat mudik Ridwan Kamil memastikan kendaraan yang digunakannya bukan mobil dinas Pemerintah Kota Bandung. "Saya pakai mobil pribadi. Di Tasik saya ziarah ke makam nenek dan kakek di Cinehel," katanya.
Ada pelajaran yang didapat Ridwan Kamil setelah terjebak macet sembilan jam. Dia mengaku menyesal tidak menggunakan sarana transportasi kereta api. Pria yang akrab disapa Emil ini pun berjanji akan melobi PT Kereta Api Indonesia untuk membuat trayek khusus Bandung-Tasikmalaya dan sekitarnya.
Pasalnya, selama ini kereta api yang berhenti di Tasikmalaya adalah kereta jurusan kota-kota di Jawa Tengah atau Jawa Timur. "Kalau mau lebih cerdas di masa depan manfaatkan lebih banyak kereta," tuturnya.
PUTRA PRIMA PERDANA
BACA JUGA
Pilkada DKI: Partai Penantang Ahok Rangkul Ormas Islam
Yusril: Saya Penantang Ahok dengan Elektabilitas Tertinggi