TEMPO.CO, Yogyakarta - Wisatawan yang mengunjungi kawasan Malioboro, Yogyakarta, meningkat selama sepekan libur lebaran. Namun juru parkir di kawasan wisata belanja itu mengeluh karena membludaknya wisatawan tak berpengaruh pada pendapatan parkir di Taman Parkir Abu Bakar Ali.
"Paling banter seminggu liburan lebaran ini parkir hanya terisi 80 persen, itu pun hanya di lantai dua," ujar Ketua Forum Komunikasi Pekerja Parkir Malioboro Yogyakarta Hanarto Ahad, 10 Juli 2016.
Hanarto menjelaskan, selama libur lebaran sepekan ini, banyak kendaraan wisata batal parkir ke Abu Bakar Ali setelah menilai kondisi naik ke lantai dua lahan parkir terlalu menanjak. "Mobil wisatawan luar yang kami sediakan tempatnya juga takut naik, terlalu curam katanya, mereka parkir di tempat lain," ujarnya.
Akibat tak pernah penuhnya lahan parkir yang baru diresmikan awal April 2016 itu, paguyuban parkir mengaku penghasilannya anjlok drastis dibanding saat parkir masih diperbolehkan pemerintah menempati lahan trotoar sisi timur Jalan Malioboro.
Jika di lahan sisi timur saat libur lebarang tiap juru parkir bisa mengantongi penghasilan rata-rata Rp 150-200 ribu per hari, di Taman Parkir Abu Bakar Ali ini paling mentok tiap juru parkir hanya mampu mengantongi Rp 75 ribu per hari.
Penghasilan maksimal itu pun diraih justru saat sebelum libur lebaran atau saat masih Ramadan. "Saat Ramadan kebanyakan yang belanja warga lokal, tapi pas yang datang wisatawan luar malah menurun hasilnya," ujarnya.
Pantauan Tempo, kunjungan wisatawan di kawasan Malioboro meningkat tajam mulai H+1 sampai H+3, Kamis-Sabtu, 7-9 Juli 2016. Jalan Malioboro pun macet hingga petang dan baru tampak normal pada Ahad pagi 10 Juli 2016.
Wisatawan dengan kendaraan roda empat banyak memanfaatkan area parkir yang disediakan hotel dan pusat perbelanjaan. Parkir roda empat justru memenuhi trotoar di luar jalan Malioboro, seperti Jalan Pangurakan atau Jalan Trikora depan Alun-Alun Utara.
Koordinator Keamanan, Ketertiban, dan Lalu Lintas Unit Pelaksana Teknis Malioboro Ahmad Samsudi menuturkan, kondisi selama libur lebaran terpantau kondusif. Begituhalnya ketika trotoar sisi timur kembali dibuka untuk pedagang kuliner kaki lima diijinkan berjualan lagi. "Tidak ada penambahan pedagang baru, semua menempati posisinya masing-masing lagi," ujarnya.
Namun seorang pedagang kaki lima, Andi Sujatmiko menuturkan, meski boleh kembali berjualan di trotoar timur Malioboro, pedagang harus menyesuaikan diri karena lantai ubin trotoar sudah berganti baru semua. Sebagai dampak penggarapan Malioboro sebagai jalur pedestrian. "Lantai itu tak boleh kotor, jadi diminta diberi alas-alas untuk meletakkan dagangan oleh mandor proyek," ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO