TEMPO.CO, Yogyakarta - Harga daging ayam mengalami kenaikan pada masa libur lebaran dibandingkan bulan ramadan. Harga daging ayam di wilayah Kota Yogyakarta pada H+4 Lebaran atau Ahad, 10 Juli 2016, tembus pada kisaran Rp 40-42 ribu per kilogram
"Pada Jumat-Sabtu kemarin malah mencapai Rp 43 ribu, ini mulai sedikit menurun," ujar pedagang daging ayam di Pasar Gading Kota Yogyakarta Suparjo kepada Tempo, Ahad, 10 Juli 2016.
Menurut Suparjo, harga daging ayam meroket karena dari tangan kedua (pengepul) harganya sudah sangat tinggi, yaitu Rp 25 ribu per kilogram. Padahal, harga normal Rp 16-18 ribu per kilogram. "Kandang-kandang ternak masih belum buka menyediakan suplai karena pegawai libur, jadi mumpung lebaran harga dinaikkan, meskipun stok ada," kata dia.
Menghadapi kondisi itu, Suparjo mengatakan tak bisa berbuat banyak. Apalagi, permintaan meningkat pada libur hari raya, terlebih Yogya jadi tujuan wisata. "Kami belum bisa perkirakan kapan mulai turun dan stabil, kami hanya bergantung dari harga tangan kedua itu," ujarnya.
Kepala Seksi Perlindungan Konsumen Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Kabupaten Gunungkidul Supriyadi membenarkan jika harga bahan pangan tinggi dan sulit dikendalikan selama libur lebaran ini.
Dari pantauan tim pemerintah Kabupaten Gunungkidul, di sejumlah pasar di daerahnya harga daging ayam Rp 40-41 ribu per kilogram. "Parahnya, kenaikan daging ayam ini diikuti harga komoditas lain," ujar Supriyadi.
Ia mencontohkan harga telur yang sempat stabil Rp 18 ribu melonjak lagi menjadi Rp 22 ribu per kilogram. Cabai merah yang sebelumnya Rp 30 ribu menjadi Rp 39 ribu per kilogram. "Stok ada, tapi pedagang sengaja memanfaatkan liburan lebaran yang banyak permintaan ini untuk menaikkan harga," ujarnya.
Supriyadi menuturkan, pemerintah akan terus memonitor pergerakan harga-harga bahan pangan jika harga semakin tidak wajar sampai selesai libur lebaran. "Kalau hanya terjadi saat lebaran itu wajar, tapi kalau lebaran lewat masih tinggi baru kami lakukan langkah," ujarnya.
Tak seperti pedagang bahan pangan yang mengambil kesempatan untuk mendapatkan keuntungan selama libur lebaran, kalangan pedagang kaki lima di Malioboro tetap memasang harga normal. "Kami khawatir dengan Malioboro yang masih berdebu karena ada proyek pedestrian ini wisatawan sudah berpikir ulang untuk jajan, jadi harga normal saja," ujar pedagang pecel lele Malioboro, Andi Sujatmiko.
PRIBADI WICAKSONO