TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Pertahanan DPR RI Sukamta mendesak pemerintah memberikan penjelasan resmi ihwal jatuhnya helikopter TNI AD di Sleman, Yogyakarta. Menurut dia, penjelasan resmi diperlukan agar tidak ada kesimpangsiuran informasi.
"Kita belum tahu penyebab jatuhnya, apakah karena ketidaklayakan Alutsista (alat utama sistem pertahanan) atau human error," kata Sukamta dalam pesan pendek yang diterima Tempo, Sabtu, 9 Juli 2016. Ia juga meminta segera dilakukan investigasi untuk mencari tahu pasti penyebab jatuhnya helikopter.
Sukamta menjelaskan, bila faktor Alutsista yang menjadi penyebab, dia sudah cukup sering mendorong pemerintah untuk mengevaluasinya. Politikus Partai Keadilan Sejahtera itu mengatakan, bila Alutsista sudah tidak layak, jangan dipakai lagi. Di sisi lain, Parlemen mencoba terus menambah anggaran untuk alat utama sistem senjata (alutsista).
Namun, bila pemicunya kesalahan manusia, TNI harus meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. "Kita tunggu pernyataan pemerintah agar ketemu solusi jitu dan pemerintah bisa melaksanakannya," kata Sukamta.
Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadipenad) Brigadir Jenderal Sabrar Fadhilah enggan berspekulasi perihal penyebab jatuhnya helikopter Helly Bell 205 A-1 milik TNI AD dengan nomor registrasi HA-5073. Kendati helikopter asal Amerika Serikat itu dibuat pada 1976, kondisinya layak terbang.
Ia beralasan, bila sudah diizinkan terbang, berarti helikopter dalam kondisi baik dan sudah memenuhi prosedur tetap. "Secepatnya akan kami cari tahu (penyebabnya)," kata Fadhilah.
Jatuhnya helikopter pada Jumat kemarin di Dusun Kowang Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta mengakibatkan tiga orang meninggal dunia. Mereka adalah Letnan Dua Angga Juang, Sersan Dua Yogi Riski Sirait, dan warga sipil Fransisca Nila Agustin. Sedangkan tiga orang yang mengalami luka berat ialah Kapten Titus Sinaga, Sersan Kepala Rohmat, dan Sersan Dua Sukoco.
ADITYA BUDIMAN