TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz menilai almarhum Husni Kamil Manik sebagai pemimpin yang mampu mendinginkan suasana konflik terutama di lingkup Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Bila terjadi silang pendapat, bahkan hingga mengarah kepada situasi yang panas, Husni terampil mengendalikan situasi kembali dingin,” kata Hafidz melalui pesan pendeknya kepada Tempo, Jumat, 8 Juli 2016.
Menurut Hafidz, Husni mampu meredam suasana konflik terhadap ketidakpuasan beberapa pihak atas keputusan KPU. Ia mengatakan jawaban yang diberikan almarhum tidak secara langsung melawan ketidakpuasan tersebut. Namun, ia menilai, Husni mampu menjelaskan secara kronologi atas keputusan yang diambil. Selain itu, tanggapan yang diberikan pun mengarah pada solusi.
Hafidz mencatat beberapa kesuksesan Husni saat memimpin KPU. KPU telah menyukseskan penyelenggaraan pemilihan umum legislatif serta presiden dan wakil presiden pada 2014. Selain itu, KPU dianggap berhasil menyelenggarakan pilkada serentak 2015. Ia pun menilai persiapan pilkada 2017, KPU mampu berperan optimal pada persiapannya.
Khusus pada Pemilu 2014, Hafidz menilai Husni mampu menunjukkan kepemimpinannya yang mandiri, solid, dan terbuka sehingga berhasil menyelenggarakan pemilu. “Integritas KPU menjadi kunci kualitas penyelenggaraan pemilu yang dapat dipelajari oleh negara-negara lain,” katanya.
Menurut Hafidz, Husni masih memiliki mimpi besar, yaitu memperbaiki ketatanegaraan dengan memposisikan KPU sebagai kekuasaan keempat di Indonesia.
Husni mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan, pada Kamis, 7 Juli 2016, sekitar pukul 21.00 WIB. Sebelumnya, ia menjalani perawatan di RS Pusat Pertamina pada Kamis pagi karena mengalami infeksi yang telah menyebar ke organ tubuh lain. Jumat siang ini, jenazah almarhum dimakamkan di TPU Jeruk Purut.
DANANG FIRMANTO