TEMPO.CO, Semarang - Warga desa di Kabupaten Rembang yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng akan menggelar acara Kupatan Kendeng dalam momentum hari raya lebaran Idul Fitri tahun ini. Acara yang disiapkan kelompok warga yang selama ini menolak rencana pendirian pabrik PT Semen Indonesia ini akan digelar pada 9-10 Juli 2016.
Peserta acara berasal dari beberapa desa seperti Desa Tegaldowo, Timbrangan, Suntri (Kecamatan Gunem) dan serta Bitingan dan Tengger (Kecamatan Sale) Kabupaten Rembang.
“Kupatan Kendeng ini sebagai perhelatan wujud syukur sekaligus permintaan maaf kepada sesama manusia dan juga minta maaf kepada alam,” kata petani sekaligus koordinator JMPPK Rembang Joko Prianto, Kamis (7 Juli 2016). Selain itu, acara Kupatan Kendeng juga bakal menjadi salah satu cara untuk menyuarakan penolakan warga terhadap rencana pendirian pabrik semen di sana. Menurut mereka, pendirian pabrik semen akan mengancam kelestarian alam dan lingkungan di Pegunungan Kendeng.
Rangkaian acara Kupatan Kendeng 2016 dimulai dengan prosesi Temon Banyu Beras pada Sabtu, 9 Juli 2016 sekitar pukul 15.00 WIB. Setelah itu ada acara Tablig Akbar, dan panggung Kesenian pada Ahad, 10 Juli 2016 mulai pukul 14.00 WIB. Rangkaian acara Kupatan Kendeng akan ditutup dengan ritual Lamporan yang melibatkan ratusan warga. Mereka akan membawa obor pada pukul 19.00 WIB.
Joko Prianto menyatakan beberapa seniman dan musisi dari daerah lain sudah bersedia hadir untuk memeriahkan acara ini, seperti Sisir Tanah, Agoni, KePAL, Bara, Nyoyor Numpang Tena, Dalang Tri Luwih dan Bocah Angon.
Sampai saat ini, warga desa di Rembang masih terus menolak pendirian pabrik semen di sana. Meski proses pendirian pabrik semen terus berlanjut, mereka giat melakukan berbagai upaya untuk menggagalkan rencana itu.
Salahsatunya dengan mendirikan Tenda Perjuangan di dekat pintu masuk lokasi pabrik semen. Posko berupa tenda terpal warna biru ini didirikan sejak dua tahunan lalu hingga kini masih ditempati. Berada di area hutan, jarak Tenda Perjuangan dengan desa terdekat di Tegaldowo, sekitar empat kilometer.
Dalam momentum hari raya Idul Fitri tahun ini, puluhan warga menggelar takbir serta salat Id di Tenda Perjuangan. Beberapa figur nasional juga pernah datang ke tenda ini, seperti kiai kharismatik Mustofa Bisri, serta artis kondang Dian Sastrowardoyo.
ROFIUDDIN