TEMPO.CO, Jakarta - Diantara mereka yang terselamatkan oleh adanya penjual bensin eceran saat terjebak macet parah di Brebes, Jawa Tengah, adalah Ari Widiatmoko dan keluarganya asal Bogor, Jawa Barat. Mereka mudik ke Semarang, Jawa Tengah, dan harus menghabiskan waktu di jalan selama hampir dua hari dan dua malam sejak Minggu pagi 3 Juli 2016.
Ari mengisahkan, semakin tertekan saat membaca jarum penunjuk tangki bahan bakar di mobilnya yang berada di posisi E (empty). Sementara kemacetan belum juga menunjukkan tanda-tanda mencair. Dia pun memburu bensin eceran yang dijual warga setempat hingga masuk kawasan tol, tak peduli harga jualnya berlipat-lipat lebih mahal.
"Harganya variatif, Rp 30-50 ribu di botol-botol ukuran 1,5 liter," katanya saat dihubungi, Kamis, 7 Juli 2016.
Ari akhirnya berhasil menemukan SPBU di dalam Kota Brebes. Sayangnya stok BBM di sana kosong. Ia memutuskan untuk bermalam sambil menunggu kiriman BBM ke SPBU itu datang. Namun, hingga pagi menjelang, truk tangki yang ia tunggu tak kunjung tiba.
Ia pun memutuskan kembali membeli bensin eceran sekadar untuk melanjutkan perjalanan mencari SPBU di tempat lain. Tapi, sama seperti sebelumnya, di SPBU yang berikutnya, antrean mobil sudah panjang. "Ditambah antrean pembeli yang khusus pakai botol," tuturnya.
Penderitaannya masih harus ditambah oleh antrean yang dirasa semakin tidak tertib jelang Senin siang, 4 Juli 2016. Para pengemudi yang ingin buru-buru, membuat jalur antreannya sendiri-sendiri. Dirinya yang tiba sejak pukul 08.00, baru mendapat bensin sekitar pukul 10.00.
"Wah itu sama seperti orang yang kehabisan makanan," ucapnya.
Ari menambahkan saat arus balik nanti, dia akan mencoba membawa bensin cadangan dari kampung halaman. "Atau saya isi penuh saja pas di Pemalang," tuturnya.
AHMAD FAIZ