TEMPO.CO, Jakarta - Aksi bom bunuh diri di Kepolisian Resor Kota Surakarta Selasa, 5 Juli 2016, berdampak ke Jakarta. Kepala Polda Metro Jaya mengatakan akan meningkatkan pengamanan di Jakarta selama operasi Ramadania berlangsung.
"Saya mengingatkan kepada seluruh jajaran Polda Metro Jaya untuk tingkatkan kewaspadaan dan memperketat penjagaan di markas-markas komando," kata Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Moechgiyarto saat membuka apel pengamanan takbiran, di lapangan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Selasa, 5 Juli 2016.
Ia minta pengetatan pengamanan dilakukan mulai dari tingkat polda, polres, polsek, bahkan pos pengamanan yang saat ini berjumlah 122 pos, yang tersebar di seluruh wilayah di Jakarta. Apalagi, dengan adanya pergeseran target teror, dari yang awalnya warga asing, menjadi aparat kepolisian.
Demi mengantisipasi hal ini, Moechgiyarto mengatakan telah menurunkan anggota tambahan untuk membantu pengamanan di Jakarta. Personel tersebut akan membantu 6.984 orang personel yang sebelumnya telah ditugaskan dalam operasi Ramadania 2016.
"Jadi saat ini semua personel tak ada yang bertugas sendiri. Minimal ada satu yang mendampingi dengan bersenjatakan laras panjang," kata dia. Walau begitu, Moechgiyarto mengimbau agar aparat kepolisian tetap waspada dan berhati-hati saat bertugas.
Beberapa lokasi rawan serangan akan mendapat pengamanan lebih, seperti markas komando (mako), kedutaan besar, serta tempat ibadah. Menurut Kapolda, serangan di Solo merupakan rangkaian dari serangan Madinah, Arab Saudi; dan di Turki beberapa waktu lalu.
Pelaku pemboman bunuh diri di Surakarta pun sudah dapat diidentifikasi oleh tim dari Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri, dan tim dari Detasemen Khusus 88 Anti-Teror. Pelaku bernama Nur Rohman dan merupakan anggota jaringan Abu Mush'ab yang terafilisasi dengan gerakan Negara Islam (ISIS).
EGI ADYATAMA