TEMPO.CO, Bandung — Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengklaim sudah menyiapkan langkah antisipasi dengan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat dan Panglima Kodam III/Siliwangi, selepas serangan bom bunuh diri di Markas Kepolisian Resor Kota Solo, Selasa, 5 Juli 2016. “Kami langsung menyatakan siaga satu,” katanya selepas salat Idul Fitri di Lapangan Gasibu, Bandung, Rabu, 6 Juli 2016.
Aher, sapaan Ahmad Heryawan, mengatakan langkah antisipasi bersama itu di antaranya adalah menjaga obyek vital dan lokasi tempat ibadah salat Id. “Tempat-tempat ibadah dijaga, dan tempat obyek vital baik di provinsi, kabupaten/kota, milik TNI/Polri dijaga karena kami juga waspada sasaran bom di Solo itu ternyata kantor polisi,” katanya.
Dia juga mengutuk aksi bom bunuh diri di Solo. “Kami warga Jawa Barat mengutuk tindakan biadab, mengutuk tindakan pemboman. Itu tindakan yang tidak berperikemanusiaan, tidak dibenarkan oleh alasan apa pun, siapa pun, di mana pun,” kata Aher.
Panglima Kodam III/Siliwangi Mayor Jenderal TNI Hadi Prasojo juga menjamin keamanan di Jawa Barat pascabom Solo. “Saya jaminannya,” katanya selepas salat Id di Lapangan Gasibu, Kota Bandung.
Hadi mengatakan situasi Jawa Barat saat ini aman. Dia mengatakan di Jawa Barat hingga sekarang tidak ada ancaman teror. “Selama ini gak ada, belum ada, mudah-mudahan tidak ada,” ujarnya.
Menurut Hadi, TNI sudah siaga sejak sebelum peristiwa bom Solo, untuk mengantisipasi maraknya begal motor. “Kami seterusnya sudah siaga, waktu rentang ini sampai Desember ini menyelesaikan masalah geng motor,” tuturnya.
Menurut Hadi, ancaman keamanan dari kelompok geng motor di Jawa Barat sudah jauh berkurang. “Kami bersihkan, kami tata lagi untuk menjadi yang lebih baik lagi sehingga masyarakat bebas. Ini negara merdeka, jangan takut lagi orang kerja malam-malam, naik sepeda motor takut karena begal,” ucapnya.
AHMAD FIKRI