TEMPO.CO, Jakarta - Kapolri Jenderal Badrodin Haiti memastikan pelaku bom di Polresta Solo kemarin, Nur Rohman, adalah bagian dari jaringan teroris JAKDN atau Jamaah Anshar Khilafah Daulah Nusantara. Keterangan ini berbeda dari kabar sebelumnya yang mengatakan Nur adalah anggota JAD atau Jamaah Ansarut Daulah.
"Jaringan ini adalah sempalan JI (Jamaah Islamiyah) yang mendukung ISIS," ujar Badrodin saat dicegat awak media usai menunaikan Sholat Idul Fitri di Masjid Mabes Polri, Rabu, 6 Juli 2016.
Pemberitaan sebelumnya, terjadi serangan bom bunuh diri di Polrestra Solo, menjelang apel pagi. Pelaku bom yang disebut Nur Rohman meninggal saat melakukan aksinya.
Bom yang diduga berjenis low explosive, meledak ketika Nur Rohman mencoba melarikan diri. Anggota Provost, Brigadir Bambang yang mencoba mencegat Nur saat menerobos masuk ke halaman Polrestra Solo saat itu, terluka di bagian kepala akibat ledakan.
Kemarin, beredar kabar Nur Rohman adalah bagian dari jaringan Aman Abdurrahman yang berada di belakang kasus Bom Thamrin. Namun, belakangan, kabar itu dibantah.
Badrodin melanjutkan meskipun Nur Rohman tidak berada di jaringan Aman, bukan berarti tidak berkoordinasi. Ia mengatakan ada kemungkinan antar jaringan itu bekerja sama mengingat tujuan atau misinya serupa.
Ditanyai apakah akan ada penangkapan atau pengejaran orang lain di jaringan JAKDN, Badrodin mengatakan pengejaran sudah dilakukan. "Bisa jadi kan ada sel-sel baru untuk melakukan aksi," ujarnya.
ISTMAN MP