TEMPO.CO, Bangkalan - Aparat Kepolisian Resor Bangkalan, Jawa Timur, memasukkan kawasan pintu tol Jembatan Suramadu sisi Madura ke dalam peta kawasan rawan penjambretan. "Dari pintu tol sampai fly over pertama rawan jambret," kata Kepala Bagian Operasional Polres Bangkalan, Komisaris Pratolo Saktiawan, Selasa, 5 Juli 2016.
Menurut Pratolo, sepanjang 2016, polisi menerima banyak laporan kasus penjambretan di kawasan itu. Laporan itulah yang mendasari polisi memasukkan kawasan pintu tol hingga fly over pertama sebagai kawasan rawan jambret. Pratolo mengimbau pemudik yang melintasi jalan tersebut lebih berhati-hati. "Kejadian jambret paling sering pagi hari, saat lalu lintas sepi," ujar dia.
Pratolo menuturkan, sebelum menjambret, biasanya pelaku mengamati satu persatu pengendara roda dua yang baru keluar dari tol Suramadu. Setelah menemukan mangsa, penjambret akan membuntuti dari belakang. Kemudian mereka akan memepet korbannya. "Saat itulah barang berharga seperti kalung, gelang atau tas selempang akan diambil. Jadi pemudik usahakan jangan pakai emas yang mencolok," kata Pratolo.
Setelah fly over pertama, Pratolo melanjutkan, pemudik tetap tak boleh lengah karena jalur tersebut hingga Pos Polisi Labang sejauh dua kilometer, rawan begal. Menurut data polisi, pembegalan sering terjadi pada malam hari, korbannya pengguna jalan yang sedang beristirahat dipinggir jalan. "Kalau pemudik ingin istirahat, usahakan di tempat ramai," ujar dia.
Kepala Kepolisian Resor Bangkalan, Ajun Komisaris Besar Anisullah M Ridha mengatakan peristiwa penjambreta dan pencurian dengan kekerasan di Suramadu sering terjadi sebelum Ramadan. "Selama Ramadan, tidak ada jambret atau curas lagi, belum ada laporan," kata dia.
Anis mengatakan, selain kriminalitas, polisi juga berhasil menekan angka kecelakaan lalu lintas di jalur Suramadu. Selama operasi Ramadniya, kata dia, tidak ada kecelakaan vatal yang merenggut korban jiwa. "Ada dua kecelakaan ringan tunggal, karena kelelahan," kata dia.
MUSTHOFA BISRI