TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri Muhammad Iqbal mengatakan komunikasi dengan keluarga tujuh sandera WNI makin intensif. Para WNI itu adalah awak kapal Charles 001 yang disandera pada 21 Juni lalu saat melintasi perairan Sulu, Filipina selatan.
"Pada prinsipnya, kami minta perusahaan terus komunikasi dengan keluarga. Keluarga pun dapat perkembangan kasusnya," ucap Iqbal saat dikonfirmasi, Sabtu, 2 Juli 2016.
Menurut Iqbal, pemerintah lewat Kementerian Luar Negeri juga mendampingi perusahaan kapal yang mempekerjakan para WNI tersebut, yakni PT Rusianto Bersaudara, di Samarinda, Kalimantan Timur. "Kementerian Luar Negeri selalu menyampaikan upaya-upaya pemerintah. Itu dalam rangka membantu perusahaan menjalankan tanggung jawabnya terhadap para ABK," ujar Iqbal.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi kini menjalin komunikasi dengan Menlu baru Filipina, Perfecto Yasay, yang berada di kabinet Presiden Rodrigo Duterte. Saat terbang ke Manila pada 30 Juni lalu, Retno melanjutkan perundingan penyelamatan WNI meski tak secara khusus.
Retno memastikan proses pergantian kabinet di Filipina tak akan mengganggu penyelamatan para WNI, yang kini kembali terpisah dalam dua kelompok penyandera sempalan Abu Sayyaf.
Menteri Retno memastikan semua WNI yang disandera dalam keadaan baik. Hal ini pun kembali dikonfirmasi Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan, Jumat malam kemarin. "Aman, kondisi mereka baik. Mereka dipantau intelijen," tutur Luhut saat itu.
YOHANES PASKALIS