TEMPO.CO, Bojonegoro -- Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengklaim wilayahnya bebas dari peredaran vaksin palsu seperti yang terjadi di beberapa daerah.
Alasannya, ada lebih dari 1000 unit Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu-kesehatan), sudah terpantau oleh petugas dan tidak ditemukan vaksin palsu.
“Kita terbebas dari peredaran vaksin palsu,” Sunhadi, Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro pada Tempo di Alon-alon Kota Bojonegoro, Kamis 30 Juni 2016.
Sunhadi mengatakan 1000 lebih Posyandu itu tersebar di 28 Kecamatan dan di 430 Desa/Kelurahan di seluruh Bojonegoro. Ada tiga hingga lima posyandu pada tingkat Rukun Tetangga/Dusun.
Para kader Posyandu ini merupakan anggota masyarakat yang sudah dilatih petugas kesehatan, seperti perawat, bidan desa, dan mendapat pengawasan langsung dari dokter di Pusat Kesehatan Masyarakat.
Sedangkan pemakaian vaksinnya juga telah terkontrol karena berasal dari suplai Kantor Dinas Kesehatan lalu disalurkan ke Puskemas hingga ke unit-unit Posyandu.
Dengan pola distribusi seperti ini, laporan penggunaannya sudah terdaftar sejak lama. Dari laporan ini, pihak Dinas Kesehatan menyimpulkan, Bojonegoro tidak ada penyebaran vaksin palsu.”Saya ulangi, tidak ada disini penyebarannya,” tandas Sunhadi.
Namun, pihak Dinas Kesehatan Bojonegoro, terus intensif berkoordinasi dengan pihak rumah sakit negeri dan swasta di kabupaten ini. Kepastian soal Bojonegoro terbebas dari vaksin palsu ini sudah disampaikan ke Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
SUJATMIKO