TEMPO.CO, Samarinda - Setelah bebas dari drama penyanderaan awak kapal TB Charles oleh kelompok bersenjata di Filipina Selatan, Syahril, ingin bertemu anak dan iatrinya di Takalar, Sulawesi Selatan.
Namun, manajemen PT Rusianto Bersaudara belum mengijinkannya. "Saya mau ketemu keluarga dulu di Takalar, saya mau istirahat sekalian lebaran, tapi perusahaan belum kasih ijin," kata dia.
Menjadi karyawan di perusahaan pelayaran asal Samarinda ini, pria berusia 33 tahun ini sudah mengabdi sekitar 12 tahun. Saat melaut bersama TB Charles, Syahril menjabat masinis IV. Setelah tujuh awak lain di sandera Abu Sayyaf, sekarang hanya dia yang tersisa di kamar mesin.
Ini pula menurut Syahril yang membuat perusahaan tak memberikan ijin kepadanya. Mesin TB Charles menurutnya harus terawat.
"Saya tetap ingin pulang dulu, terserah perusahaan. Kalau sampai Jumat tak juga diijinkan saya tetap pulang, saya punya keluarga yang mau saya kunjungi. Saya baru selamat dari penyanderaan," kata dia.
Syahril mengaku tidak memedulikan soal ijin lagi. Dia pun mengaku siap jika harus keluar dari perusahaan tempatnya bekerja. "(Permohonan) Ijin sudah saya masukkan ke kantor," kata dia.
TB Charles menarik TK Robby 152 dari Filipina menuju Indonesia. Ada 13 ABK diatas kapal. Sampai di perairan Filipina Selatan terjadi perompakan. Tujuh WNI disandera dua kelompok bersenjata.
Enam ABK sisanya selamat bersama kapal TB Charles dan berlayar pulang ke Indonesia. Sesampai di Samarinda awak kapal tetap bekerja.
FIRMAN HIDAYAT