TEMPO.CO, Samarinda - Kondisi tujuh WNI yang disandera kelompok bersenjata di Filipina dikabarkan dalam keadaan baik. Meski dalam keadaan tersandera, mereka masih leluasa menunaikan salat serta terus menjalankan ibadah puasa.
Hal itu dikemukakan juru bicara PT Rusianto Bersaudara, Taufiq Qurrohman. Menurut dia, saat ini komunikasi dengan para sandera terus berjalan. Komunikasi dilakukan oleh perwakilan PT Rusianto Bersaudara yang tergabung dalam Crisis Center di Jakarta.
Melalui komunikasi itu, Taufiq mengatakan, bisa diketahui kondisi para sandera. “Seperti informasi yang kami dapat dari orang kami di Jakarta, hari ini kondisi ketujuh sandera semuanya baik. Mereka tetap bisa salat dan terus berpuasa,” kata Taufiq, Kamis, 30 Juni 2016.
Menurut Taufiq, keluarga sudah mendengar sendiri suara para sandera. Hal itu membuat keluarga sedikit terobati. Namun belum diketahui apakah tujuh sandera itu berada dalam satu tempat penyanderaan atau terpisah-pisah. “Kami belum tahu informasi semacam itu, termasuk di mana lokasi mereka disandera,” ujarnya.
Soal lokasi tempat penyanderaan, kata Taufiq, menjadi perhatian pemerintah pusat. Hal itu masih terus dikaji karena berkaitan dengan rencana operasi pembebasan. Pihak perusahaan pun tidak mengetahui lokasi penyanderaan.
Sebanyak tujuh WNI kru TB Charles disandera kelompok bersenjata di Filipina. Mereka dirompak saat berlayar dari Filipina ke Indonesia, Selasa, 21 Juni 2016. Enam kru lain dibebaskan bersama TB Charles dan sudah kembali ke Tanah Air.
Salah seorang sandera yang selamat, Syahril, mengatakan mereka disandera dua kelompok bersenjata. Tiga kru kapal dibawa penyandera pertama dan penyanderaan kedua dilakukan oleh kelompok lain. "Saya tak tahu dibawa ke mana mereka, tapi kapal yang membawanya ada yang ke Pulau Jolo, ada juga yang ke Pulau Simisa," ucap masinis IV TB Charles itu.
FIRMAN HIDAYAT