TEMPO.CO, Dompu - Jahora, 70 tahun, buruh tani asal Dusun Wawonduru Barat, Desa Wawonduru, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, sudah 2 tahun menderita kanker di bagian mata kanannya.
Karena berasal dari keluarga tidak mampu, Jahora tidak bisa berobat ke Puskesmas atau RSUD terdekat. Sebulan belakangan, Jahora mendapat pendampingan dari Yayasan We Save melalui Panti Asuhan Lembo Ade, yang membantu pengobatannya.
Anshor Zen, Humas Yayasan We Save dan Sekretaris Panti Asuhan Lembo Ade, mengatakan pihaknya mencoba memperjuangkan hak Jahora sebagai rakyat untuk mendapatkan jaminan kesehatan dari pemerintah.
"Nenek Jahora hanya dibersihkan saja oleh pihak Binkesmas dari Dinas Kesehatan Dompu. Mereka hanya melakukan pembersihan terus-menerus," kata Anshor, Selasa malam, 28 Juni 2016.
"Kami mengetuk hati para dermawan karena Nenek Jahora harus sembuh. Penyakitnya harus diangkat," ujar Anshor.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu Gatot Gunawan PP, yang dihubungi pada Rabu, 29 Juni 2016, mengemukakan pihaknya baru mengetahui penyakit yang diderita Jahora. "Iya, kami baru mengetahuinya, dan mungkin yang bersangkutan sudah pernah berobat ke Puskesmas."
Menurut Gatot, jika Jahora punya Kartu Indonesia Sehat, ia bisa berobat ke rumah sakit, bahkan sampai ke Mataram.
Menurut keterangan dari pihak keluarga, kanker yang menggerogoti Jahora berawal saat ia mencuci muka sepulang dari sawah. Mata kanannya tergores cincin yang dikenakan. Cincin tersebut merupakan pemberian sang suami yang ditemukan di daerah persawahan yang tidak jauh dari rumahnya.
Goresan di bagian mata dibiarkan karena dianggap penyakit biasa. Namun lama-kelamaan bagian mata dan muka Jahora terus membengkak dan akhirnya sangat memprihatinkan.
AKHYAR M. NUR