TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Penyidikan Obat dan Makanan Badan Pengawas Obat dan Makanan Hendri Siswadi mengatakan pihaknya hampir selesai mengidentifikasi kandungan vaksin palsu yang merupakan barang bukti sitaan kepolisian. “Sore ini hasilnya akan kami beri ke Bareskrim,” katanya saat dihubungi, Rabu, 29 Juni 2016.
Hendri mengatakan barang bukti vaksin itu baru sampai di BPOM kemarin sore. Timnya pun langsung melakukan uji laboratorium di BPOM. Menurut dia, sore ini atau maksimal besok pagi, 30 Juni, kandungan vaksin palsu itu sudah ada di tangan kepolisian.
Menurut Hendri, pihaknya sedang bekerja cepat mengetahui kandungan vaksin itu. Hal ini berkaitan dengan target waktu yang diberikan anggota Dewan kepadanya. “Sesuai dengan rapat DPR lalu, kami ditargetkan sudah mendapatkan isi kandungan itu pada 30 Juni,” ujarnya.
Baca: IDI Tak Membantah Vaksin Palsu Beredar di Rumah Sakit Bogor
Hendri berharap daftar kandungan vaksin palsu hasil penelusuran laboratorium BPOM dapat memberi perkembangan baru dalam mengusut kasus yang sedang ditangani Bareskrim.
BPOM, kata Hendri, mengutamakan pengujian laboratorium vaksin palsu yang disita Badan Reserse Kriminal Mabes Polri. Alasannya, proses pembuatan vaksin ini sudah terbukti tidak sesuai dengan standar dan prosedur yang berlaku.
BPOM pun sedang bekerja sama dengan perusahaan vaksin untuk menguji kandungan vaksin yang disita BPOM di 28 sarana-prasarana fasilitas kesehatan. Vaksin itu disita BPOM karena pengadaannya didapatkan dari para distributor tidak resmi yang ada di sembilan provinsi di Indonesia. “Kami minta perusahaan obat, pemilik vaksin, ikut mengeceknya,” ucapnya.
MITRA TARIGAN