TEMPO.CO, Jakarta - Vaksinolog lulusan University of Siena, Italy, Dirga Sakti Rambe, memberikan tip mengenali vaksin asli kepada masyarakat awam. "Langkah pertama adalah mengidentifikasi kemasannya," kata Dirga kepada Tempo pada Senin, 27 Juni 2016.
Dirga menyarankan pembeli melihat kualitas kemasannya. Menurut dia, vaksin asli memiliki kemasan yang baik, mulai cetakan hurufnya yang tertulis jelas hingga batas kedaluwarsanya.
Vaksin asli juga memiliki nomor unik yang menjadi identitas masing-masing vaksin, karena setiap vaksin memiliki nomor yang berbeda-beda. Selain itu, vaksin asli biasanya sekali pakai, isinya jernih, dan terbungkus rapat tanpa cacat. "Yang lebih penting adalah terkait dengan tanggal kedaluwarsanya," ucap pria yang juga lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut.
Dia meminta pemerintah memastikan penyebaran vaksin palsu di Indonesia. Pemeriksaan bisa dilakukan di puskesmas dan rumah sakit untuk mendeteksi berbagai jenis vaksin. Biasanya, pihak puskesmas telah memiliki regulasi rantai pasokan vaksin.
Dalam kasus pembuatan vaksin palsu itu, para tersangka membuat berbagai jenis vaksin, mulai dari vaksin tuberkulosis, campak, hepatitis B, polio, hingga vaksin tetanus. Menurut Dirga, vaksin palsu akan berdampak pada infeksi ringan, sedang, dan berat.
Kasus semacam ini, ujar dia, sebelumnya pernah terjadi di Indonesia pada 2011 dan 2013. Tersangka yang terlibat saat ini sama dengan pelaku pembuatan vaksin palsu pada kasus sebelumnya. Dia berharap kepolisian dapat mengungkap dan menjerat para tersangka dengan hukuman maksimal.
Kasus vaksin palsu juga pernah terjadi di negara lain, mulai Eropa, Amerika Serikat, Afrika, hingga Cina. Bahkan, beberapa bulan lalu di Cina, polisi mengungkap pabrik besar pembuatan vaksin palsu. "Kalau di Indonesia, kan, seperti home industry," katanya.
Saat ini dia menyarankan warga menunggu upaya Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI dalam mengungkap kasus vaksin palsu itu. Sebab, dari hasil penyidikan, akan diketahui penyebaran vaksin di daerah mana saja dan menggunakan bahan jenis apa saja. Sekarang polisi baru menetapkan 15 tersangka.
AVIT HIDAYAT