TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pengawasan Produksi Produk Terapetik Badan Pengawas Obat dan Makanan Togi Junice Hutadjulu mengatakan pihaknya melakukan pengecekan vaksin palsu yang tersebar di seluruh Indonesia. "Kami sudah minta 32 Balai BPOM di Indonesia telusuri vaksin palsu ini," katanya saat dihubungi, Senin, 27 Juni 2016.
Menurut Toni, sampai saat ini, ia menemukan tujuh lokasi tempat terduga palsu. "Kami menemukan dugaan vaksin palsu di empat lokasi baru," katanya. Sebelumnya sudah ditemukan peredaran vaksin palsu di Banten, DKI Jakarta, dan Bekasi.
Toni mengatakan BPOM bekerja sama dengan tiga produsen vaksin yang produknya dipalsukan pelaku, yakni Sanofi Pasteur, GlaxoSmithKline (GSK), dan Biofarma. "Nanti perusahaan itu verifikasi vaksin palsu itu," kata Togi.
Pada Senin, 27 Juni 2016, Togi dan tim menjelaskan kepada Komisi Kesehatan Dewan Perwakilan Rakyat terkait dengan vaksin palsu itu. Ia pun akan menjelaskan tentang hasil penyelidikannya, serta menyebut daerah baru tempat ditemukannya vaksin palsu.
Sebelumnya, ada lima vaksin yang dipalsukan, yaitu Tubercullin, Pediacel, Tripacel, Harfix, dan Biosef. Kasus ini ditemukan di DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Menteri Kesehatan mengecam tindakan pemalsuan vaksin itu.
MITRA TARIGAN