TEMPO.CO, Denpasar - Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek akan menindaklanjuti terungkapnya peredaran vaksin palsu di Jakarta dan sekitarnya. Kementerian Kesehatan akan bekerja sama dengan Badan Reserse Kriminal Mabes Polri untuk mengetahui sejauh mana dampak peredaran vaksin palsu itu.
"Tentu saya akan bekerja sama dengan Bareskrim Polri untuk mengetahui sejauh mana hal ini," katanya seusai High Level Meeting in Advancing Global Security di Nusa Dua, Bali, Senin, 27 Juni 2016.
Baca: Ahok Minta Dinas Kesehatan Periksa 4 RS Terkait Vaksin Palsu
Nila menyatakan dia ingin mendalami proses pembuatan hingga kandungan yang terdapat di dalam vaksin palsu itu secara detail. "Kami sudah sangat meragukan sterilisasinya," ujarnya.
Menteri juga ingin mengetahui sejauh mana komplotan tersebut mendistribusikan vaksin palsu mereka. Dari informasi itu, Kementerian Kesehatan bisa turut mendeteksi siapa saja yang sudah terkena vaksin abal-abal ini.
Baca: Pembuat Vaksin Palsu Hampir Jual Rumahnya Rp 6 Miliar
Sebagai tindakan preventif, Nila Moeloek juga menganjurkan para orang tua untuk memvaksinasi ulang anak-anak mereka. Anak-anak yang menjadi target adalah anak-anak dengan rentang usia hingga 10 tahun. Pasalnya, seperti diketahui, vaksin palsu diakui oleh pembuatnya sudah dipasarkan sejak 2013.
"Kami juga sedang mencari tahu apakah pemasarannya dilakukan sejak 2013 secara terus-menerus atau berkala," tuturnya.
Baca: Pembuat Vaksin Palsu di Bekasi Mantan Perawat
Polisi mengungkap kasus vaksin palsu beberapa waktu lalu dalam sebuah penggerebekan rumah di Bekasi. Total sudah ada 15 orang menjadi tersangka dengan peran berbeda-beda.
Vaksin palsu diduga telah beredar di lima provinsi, termasuk DKI Jakarta. Di Jakarta, ditengarai ada empat rumah sakit yang menggunakan vaksin palsu ini dan dua apotek yang menjualnya.
INGE KLARA SAFITRI