Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Vaksin Palsu Tak Ditemukan di Purwakarta  

Editor

Pruwanto

image-gnews
Petugas kesehatan menyiapkan tenda saat akan menyisihkan unggas di pasar grosir, setelah ditemukannya virus flu burung di Hong Kong, 7 Juni 2016. Flu Burung dapat menular kepada manusia. REUTERS/Bobby Yip
Petugas kesehatan menyiapkan tenda saat akan menyisihkan unggas di pasar grosir, setelah ditemukannya virus flu burung di Hong Kong, 7 Juni 2016. Flu Burung dapat menular kepada manusia. REUTERS/Bobby Yip
Iklan

TEMPO.COJakarta - Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa daerahnya bebas dari peredaran vaksin palsu. "Saya sudah mengecek langsung ke puskesmas-puskesmas bersama petugas Dinas Kesehatan Purwakarta, hasilnya clear," kata Dedi kepada Tempo, Ahad, 26 Juni 2016.

Dedi mengatakan tidak mau kecolongan atas beredarnya vaksin palsu seperti yang terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat. "Sebab, jika kecolongan, risikonya nyawa pemakai," ujarnya.

Meski menyatakan aman, Dedi meminta warga Purwakarta lebih waspada atas peredaran vaksin palsu tersebut, baik ketika membeli di apotek, Puskesmas, ataupun rumah sakit. "Minta jaminan dulu kepada apoteker atau dokternya," tuturnya.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta Deni Darmawan mengatakan, sejak awal, Dinas sudah berupaya mengontrol ketat kemungkinan vaksin palsu beredar. "Sistem jaringan kontrol kami sudah terkoneksi dengan semua produsen obat-obatan yang memiliki kualifikasi yang sangat baik," Deni memberikan alasan. 

Peredaran vaksin yang diduga palsu terungkap ketika tim Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Badan Reserse Kriminal Mabes Polri menangkap sepuluh tersangka pemalsu dan pengedar di wilayah Jakarta, Banten, dan Jawa Barat beberapa waktu lalu. (Baca: Kapolri Menduga Vaksin Palsu Menyebar ke Seluruh Daerah)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari hasil pemeriksaan sementara, komplotan pengedar vaksin bodong tersebut mengaku sudah memproduksinya sejak 2003. Mereka meracik dengan bahan cairan infus dicampur vaksin tetanus. "Dikemas mirip dengan yang asli lalu didistribusikan," ucap Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Brigadir Jenderal Agung Setya di Jakarta, Kamis, 23 Juni. 

Menurut Agung, pelaku membuat satu paket vaksin palsu dengan biaya Rp 150 ribu dan dijual Rp 250 ribu. Padahal, dia menjelaskan, harga vaksin asli Rp 800-900 ribu per paket. 

Baca: BIN Sebut Vaksin Palsu Belum Jadi Ancaman Nasional

NANANG SUTISNA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

6 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.


3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

23 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?


Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

24 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.


Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

43 hari lalu

Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan IMERI-FKUI. Kredit: FKUI
Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.


108 Daftar Obat Penurun Demam yang Aman Versi BPOM

18 Februari 2024

Demam biasanya menjadi pertanda atas respons tubuh dalam menghadapi suatu penyakit. Berikut daftar obat demam yang aman versi BPOM. Foto: Canva
108 Daftar Obat Penurun Demam yang Aman Versi BPOM

Demam biasanya menjadi pertanda atas respons tubuh dalam menghadapi suatu penyakit. Berikut daftar obat demam yang aman versi BPOM.


Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

31 Januari 2024

Pasien penderita kusta di Rumah Sakit Anandaban Leprosy Mission di Lele, Nepal, 24 Januari 2015. (Omar Havana/Getty Images)
Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.


174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

28 Januari 2024

Warga Palestina yang melarikan diri dari Khan Younis menuju Rafah, akibat operasi darat Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas di selatan Jalur Gaza, 25 Januari 2024. Setidaknya 50 warga Palestina tewas di Khan Younis dalam 24 jam terakhir. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

Laporan Kementerian Kesehatan Palestina wilayah Gaza menyebut ada 174 warga Gaza yang gugur dalam serangan Israel yang masih berlanjut


Produk Alat Kesehatan Harus Punya Izin Edar agar Terjamin Aman

16 Januari 2024

Ilustrasi Pameran Alat Kesehatan/Istimewa
Produk Alat Kesehatan Harus Punya Izin Edar agar Terjamin Aman

Pastikan produk-produk terkait kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan, yang dibeli memiliki izin edar agar terjamin aman, bermutu, bermanfaat.


PB PERNEFRI: Kelebihan Garam Picu Penyakit Ginjal Kronis

15 Januari 2024

Ilustrasi garam. Shutterstock
PB PERNEFRI: Kelebihan Garam Picu Penyakit Ginjal Kronis

Kelebihan garam bisa memicu berbagai masalah kesehatan, hingga merambat kepada penyakit ginjal kronis.


Setahun setelah Legalisasi, Thailand Berencana Larang Penggunaan Ganja untuk Rekreasi

11 Januari 2024

Ilustrasi ganja.  REUTERS/Blair Gable
Setahun setelah Legalisasi, Thailand Berencana Larang Penggunaan Ganja untuk Rekreasi

Thailand sedang menampung opini publik untuk RUU terbaru yang akan melarang penggunaan ganja rekreasional.