TEMPO.CO, Padang - Bekas Wali Kota Sawahlunto dua periode, Amran Nur, meninggal dunia pada usia 71 tahun di Rumah Sakit PGI Cikini, Jakarta, pukul 21.30, Rabu, 22 Juni 2016. Menurut Wali Kota Sawahlunto Ali Yusuf, Amran meninggal setelah mengalami gagal ginjal.
"Almarhum telah menderita sakit ginjal sejak tujuh tahun lalu dan rutin melakukan cuci darah. Kondisinya semakin menurun dua tahun terakhir," kata Ali, Rabu malam.
Ali menuturkan jenazah Amran dibawa ke Padang, Kamis, 23 Juni, kemudian menuju Talawi, Sawahlunto, untuk dikebumikan. “Perjuangan beliau sangat luar biasa, meletakkan dasar-dasar pembangunan Sawahlunto sejak memimpin pada 2003 sehingga menjadi kota destinasi pariwisata nasional,” ujarnya.
Amran Nur dinilai sebagai pemimpin visioner yang berhasil menyulap Sawahlunto dari kota bekas tambang batu bara yang nyaris mati menjadi kota wisata. Dari nol, ia menyulap Sawahlunto menjadi kota wisata tambang peninggalan Kolonial Belanda dan menjadi calon kuat Kota Warisan Dunia UNESCO dari Indonesia.
Di tangannya, Sawahlunto juga menjadi daerah terkecil angka kemiskinan di Indonesia setelah Bali. Dengan terobosan-terobosan yang dibuat, Amran pernah tiga kali terpilih menjadi Tokoh Pilihan majalah Tempo. Edy Utama, budayawan dari Sumatera Barat yang dekat dengan almarhum, mengatakan Sumatera Barat sangat kehilangan dengan berpulangnya Amran Nur.
“Gaya kepemimpinan beliau termasuk langka. Dia tahu bagaimana cara mewujudkan impiannya tentang sebuah kota, dan itu dia lakukan secara konsisten, penuh semangat, dan kerja keras. Dia bisa berkomunikasi dengan siapa saja yang dianggapnya bisa membantu mewujudkan impiannya menjadikan Kota Sawahlunto dengan visi sebagai Kota Wisata Tambang yang Berbudaya,” tutur Edy.
FEBRIANTI