TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo memutuskan akan berkunjung ke Natuna, Kepulauan Riau, Kamis, 23 Juni 2016. Kunjungan ini dilakukan setelah insiden Laut Cina Selatan dan tertangkapnya kapal Cina yang mencuri ikan di perairan Natuna, Jumat pekan lalu.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan kunjungan Presiden ke Natuna membawa pesan bahwa Natuna adalah wilayah Indonesia dan tak bisa diganggu gugat oleh negara mana pun, termasuk Cina.
"Natuna adalah bagian dari kedaulatan Indonesia dan itu final. Presiden ingin memastikan Natuna adalah bagian dari kedaulatan Indonesia," ujar Pramono di Istana Kepresidenan, Rabu, 22 Juni 2016.
Sebagaimana diketahui, sudah beberapa kali terjadi insiden pencurian ikan di Perairan Natuna. Terakhir, terjadi pada Jumat pekan lalu, ketika TNI AL, dengan kapal RI Imam Bonjol 383, mendapati satu kapal asing asal Cina melaut di Natuna dan mencuri ikan.
Kapal RI Imam Bonjol sempat melepaskan tembakan peringatan untuk mencegah kapal asing itu kabur. Namun tembakan peringatan tersebut tidak diindahkan. Setelah tembakan ketiga, yang diarahkan langsung ke haluan kapal, barulah kapal asing itu berhenti kabur.
Kejadian tersebut memicu protes dari pemerintah Cina. Cina berkeyakinan bahwa kapal mereka berada di Perairan Perikanan Tradisional. Karena itu, menurut mereka, tak sepatutnya kapal mereka ditembak.
Mei lalu, peristiwa serupa terjadi. Kapal RI Oswald Siahaan menembak dan menahan kapal Gui Bei Yu, yang mencuri ikan di perairan Natuna. Tembakan dilepaskan ke anjungan kapal setelah peringatan dari pengeras suara ataupun tembakan tidak dihiraukan.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan melanjutkan, Presiden Joko Widodo akan ditemani Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, dan dia sendiri dalam kunjungan besok. Tujuannya, kata Luhut, agar Presiden bisa langsung merapatkan hasil temuan di perairan.
"Setelah meninjau perairan Natuna, akan ada keterangan yang diberikan di sana," ujar Luhut. Ia tidak membantah ketika ditanya bahwa kunjungan ke Natuna besok bersifat urgen pasca-protes dari Pemerintah Cina.
ISTMAN MP