TEMPO.CO, Manado - Cuaca ekstrem yang terjadi di Provinsi Sulawesi Utara pada Senin, 20 Juni 2016 hingga Selasa, 21 Juni 2016 menyebabkan bencana terjadi di seluruh wilayah di provinsi ini.
Tercatat sudah ada lima korban jiwa, yaitu empat korban berasal dari Kepulauan Sangihe dan satu orang di Kota Manado.
Kabupaten Kepulauan Sangihe menjadi daerah paling parah yang diterjang bencana. Pada Selasa, 21 Juni 2016, bencana berupa banjir bandang dan longsor terjadi di Kelurahan Kolongan Beha, Kecamatan Tahuna Barat; Kolongan Beha Baru, Kecamatan Tahuna Barat; Kolongan Akengbawi, Kecamatan Tahuna Barat; Kelurahan Tapuang, Kecamatan Tahuna Timur; dan beberapa wilayah lain.
Dari data yang diperoleh Tempo, ada 40 rumah yang tertimbun longsor dari seluruh wilayah, dengan empat orang dinyatakan hilang di wilayah Kelurahan Sawang Bendar.
Kepala Kecamatan Tahuna Barat Jhon Makanaung mengatakan saat ini semua warga yang ada di daerah longsor sudah diungsikan di beberapa gereja yang aman dari terjangan longsor tersebut.
"Kita sudah pindahkan ke gereja untuk antisipasi jangan-jangan ada longsor susulan," kata Makanaung, Selasa, 21 Juni 2016.
Sedangkan di Kota Manado, nasib nahas menimpa Meyti Mawuntu, 57 tahun, warga Desa Sea 2 Jaga II, Kecamatan Pineleng.
Meyti yang berprofesi sebagai guru di Kota Manado ini meninggal setelah mobil yang dikendarainya menuju sekolah tertimpa tiang gardu listrik di Jalan Kayubulan, Kelurahan Malalayang Satu Malalayang.
Seorang saksi mata, Calvin Gustaman, 25 tahun, yang juga anak iparnya, bersama istri dan dua anaknya berada di dalam mobil nahas tersebut.
Calvin mengatakan, saat berada di lokasi kejadian, sebatang pohon terlihat akan roboh ke jalan. Karena jalan menanjak, dia mencoba memacu mobilnya sebelum pohon itu tumbang.
Usaha itu berhasil. Tapi nahasnya, pohon yang tumbang malah menimpa kabel listrik dan menarik tiang listrik dengan gardunya yang berada di depan dan roboh menimpa bagian atap mobil.
Adapun warga yang juga menjadi saksi serta yang memberikan pertolongan pertama, Raymond Pesik, 45 tahun, mengatakan pohon roboh karena diterjang angin kencang.
"Saya langsung berteriak minta tolong kepada warga setempat. Kami lalu bahu-membahu mengeluarkan para penumpang mobil dan melarikan mereka ke rumah sakit," kata Pesik.
Akibat cuaca ekstrem ini, aliran listrik di Kota Manado sempat dipadamkan dari siang hingga malam hari.
ISA ANSHAR JUSUF