TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan program bersih-bersih Sungai Citarum Bestari kini menyasar limbah industri. “Hari ini kami sidak mengambil sampel limbah pabrik,” kata dia di Bandung, Senin, 21 Juni 2016.
Deddy mengatakan, hari ini merupakan sidak pertama serempak terhadap pabrik-pabrik yang diduga membuang limbah ke Sungai Citarum di sepanjang sungai itu di wilayah Kabupaten Bandung serta Kota Bandung. “Hari ini sidak di 15 tempat, dibagi atas lima tim. Satu tim mengambil sampel tiga pabrik,” kata dia.
Deddy memilih ikut tim yang memeriksa limbah PT Surya Usaha Mandiri (SUM) di Banjaran Kabupaten Bandung yang diduga membuang langsung limbahnya ke Sungai Cisangkuy, anak Sungai Citarum, kendati memiliki fasilitas instalasi pemrosesan limbah atau Ipal.
Deddy mengungkapkan sejumlah modus pabrik membuang limbah ke Sungai Citarum. Di antaranya membuat saluran siluman, yakni satu lubang pembuangan limbah dengan air keluaran jernih dan satu lagi saluran pembuangan limbah langsung ke sungai tanpa diolah di bagian dalam sungai. “Ini mengelabui, harus ditutup,” kata dia. Modus lainnya, mengalirkan limbah ke sungai saat hujan, hingga memiliki Ipal tapi tidak memaksimalkan pemakaiannya.
Direktur PT SUM David Surya membantah pabriknya membuang langsung ke sungai tanpa mengolahnya terlebih dulu. “Tidak benar,” kata dia, Senin, 21 Juni 2016.
David mengatakan, perusahaannya membangun Ipal senilai Rp 3 miliar untuk mengolah limbahnya. Ipal digunakan bersama dengan pabrik tekstil lainnya, yakni PT GSA. “Bisa dilihat sendiri tahapan prosesnya begitu banyak, karena kami juga ingin mengikuti aturan,” kata dia.
AHMAD FIKRI