TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahaya potensi bencana pada Desember mendatang. Ia mengatakan, pada bulan-bulan tersebut, La Nina memang tak mencapai puncak. Namun bersamaan dengan puncak musim hujan.
"Prediksi indeks La Nina diharapkan mencapai puncak pada September. Bulan berikutnya, La Nina masih ada, ditambah musim hujan, sehingga efeknya menjadi makin besar, apalagi longsor," kata Yunus Subagyo Swarinoto, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, saat dihubungi pada Senin, 20 Juni 2016.
Ditambah aktivitas angin monsun Asia musim dingin yang akan menyebabkan longsor, yang diprediksi makin sering terjadi pada Desember mendatang. Saat ini La Nina ada di indeks -0,8. Yunus memprediksi, La Nina terus meningkat hingga mencapai puncaknya pada September 2016.
Ini sesuai dengan data yang dimiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) terkait dengan longsor yang terjadi dalam 10 tahun terakhir. Dari data itu, longsor dalam 10 tahun terakhir banyak terjadi pada Januari, Februari, dan Maret.
Peningkatan kejadian mulai kelihatan pada Oktober hingga Desember. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan longsor dipengaruhi oleh musim hujan. "Dengan meningkatnya La Nina, potensi longsor makin tinggi. Puncaknya pada Desember 2016, yakni Januari-Maret 2017," kata Sutopo, memprediksi.
Ia mengatakan banjir, longsor, dan puting beliung menengah berpotensi terjadi di hampir semua wilayah di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara. Sementara itu, Sulawesi, Maluku, dan Papua berpotensi memiliki curah hujan tinggi.
Bencana longsor dan banjir akibat cuaca buruk menyerang sejumlah wilayah di Indonesia dalam beberapa pekan terakhir. Akibatnya, dari data Badan Penanggulangan Bencana Nasional, 47 orang dinyatakan tewas dan 15 orang hilang.
EGI ADYATAMA