TEMPO.CO, Lumajang - Operasi pencarian terhadap pendaki gunung asal Swiss, Lionel Du Creaux, 26 tahun, yang hilang di Gunung Semeru sejak awal bulan ini, akhirnya dihentikan. "Semua upaya sudah dilakukan, tapi survivor tetap tidak ketemu," kata Kepala Kepolisian Sektor Senduro Kabupaten Lumajang Ajun Komisaris Jaman, Senin, 20 Juni 2016.
Menurut dia, sesuai prosedur standar operasional Badan SAR Nasional, pencarian pendaki hilang dilakukan selama tujuh hari. Jika selama tujuh hari tetap belum ditemukan, masa pencarian diperpanjang tiga hari. "Meski telah diperpanjang, survivor tetap belum ditemukan. Tim SAR menghentikan pencarian," ujarnya.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS) selaku otoritas Gunung Semeru, kata dia, tidak memiliki kapasitas untuk menentukan batas waktu pencarian. "Namun pihak keluarga survivor meminta perpanjangan tanpa batas dan sampai ketemu," tutur Jaman.
Keluarga Lionel, ucap Jaman, bersedia membiayai seluruh kegiatan operasi SAR asal korban bisa ditemukan. Namun pembicaraan keluarga Lionel dengan SAR belum ada kepastian. "Sedangkan koordinasi Taman Nasional dengan semua unsur sudah maksimal," ucapnya.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru akhirnya memilih mengikuti prosedur standar Basarnas. Sebab, kata dia, pencarian terhadap Lionel dinilai sudah maksimal. "Tanda-tanda dugaan jejak yang ditinggalkan survivor sudah ditelusuri oleh 80 personel, ternyata tetap buntu," kata Jaman.
Pencarian juga dibantu menggunakan drone milik Basarnas yang khusus didatangkan dari Jakarta. "Namun, lantaran angin kencang serta kabut tebal, pencarian tidak bisa maksimal," ujarnya.
Operasi pencarian Lionel dimulai sejak Kamis, 9 Juni 2016. Lionel mendaki Semeru bersama temannya, Alice Guignard, melalui Malang sejak sepekan sebelumnya. Alice juga sempat tersesat, tapi berhasil ditemukan petugas.
DAVID PRIYASIDHARTA