TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan jika nanti ia resmi dicalonkan maju dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada Februari 2016, maka ia tidak ingin melakukan gaya kampanye seperti kebanyakan politikus lainnya.
Hal tersebut Ahok sampaikan kepada Teman Ahok pasca menghadiri penghitungan satu juta Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai syarat maju lewat jalut perseorangan.
Saat kampanye nanti, Ahok mengatakan akan membuka rekening bank atas nama dia dan calon wakilnya, Heru Budi Hartono. Setiap aliran dana yang masuk akan masuk ke rekening tersebut. Dana yang masuk tersebut akan dimanfaatkan Ahok untuk kampanye yang sesuai dengan impiannya.
"Berarti duit ini saya tidak mau untuk beli kaos lho. Saya juga tidak mau membuat event-event mengundang band atau memobilisasi massa Saya enggak mau," tutur Ahok di Balai Kota, 20 Juni 2016.
Ahok ingin gaya kampanye nanti sama seperti saat Teman Ahok menggalang KTP untuk mendukung Ahok maju kembali dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta.
Ahok berharap tim kampanye dirinya kembali menjual baju atau souvenir. "Kalau kami datang, kampanye dibikin kayak Teman Ahok fair begitu. Orang mesti beli tiket," kata Ahok.
Jika partai memutuskan untuk bergabung, kata Ahok, maka ia akan membatasi teknis kampanye yang akan digerakkan. Ahok tidak ingin ada penggalangan massa. Kalau sampai ada penggalangan massa, Ahok mengancam tidak akan menghadiri kampanye tersebut
Menurut Ahok cara seperti itu bisa menghemat dana karena pengeluaran diperkirakan hanya seputar untuk biaya operasional, seperti uang sewa transportasi. Penggalangan dana akan dihentikan apabila uang yang terkumpul dinyatakan cukup.
"Kalau sampai ada kelebihan bagaimana? Kami akan kembali buat negara. karena tujuan kami adalah untuk mengahpus stigma bahwa mau jadi Gubernur Dki Itu haru punya uang banyak dan mahal," kata Ahok.
LARISSA HUDA