TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komisaris Jenderal Tito Karnavian resmi ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai calon tunggal Kepala Kepolisian RI. Saat ini, nama Tito masuk proses pembahasan di Dewan Perwakilan Rakyat.
Dalam kunjungannya ke kantor Tempo, Jumat, 17 Juni 2016, Tito menyatakan akan mereformasi kepolisian. Salah satu sebabnya, berdasarkan banyak survei, tingkat kepercayaan publik terhadap Polri relatif cukup rendah.
Menurut Tito, reformasi internal bertujuan agar polisi mendapat kepercayaan lebih dari publik, ada penegakan hukum yang profesional, dan menjaga kedekatan kepolisian dengan masyarakat. "Presiden menginginkan kepercayaan publik terhadap polisi," katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengungkapkan, alasan ia memilih Tito adalah kemampuan dan kecerdasannya. Menurut Presiden, Tito bisa membangun jaringan dengan aparat penegak hukum lain. Ia berharap Tito dapat meningkatkan profesionalisme kepolisian serta memberantas kejahatan narkoba, terorisme, dan korupsi. "Saya meyakini beliau mempunyai kompetensi yang baik," kata Jokowi.
Bila disetujui DPR, Tito bakal menggantikan Jenderal Badrodin Haiti, yang akan pensiun dalam waktu dekat. Sebelumnya, ada sejumlah perwira lain yang masuk bursa calon Kapolri. Mereka adalah Wakapolri Budi Gunawan (angkatan 1983), Kepala Badan Narkotika Nasional Budi Waseso (angkatan 1984), dan Irwasum Dwi Priyatno (angkatan 1982).
ARKHELAUS W