TEMPO.CO, Padang - Sejumlah penerbangan menuju Bandara Internasional Minangkabau, Padang, terpaksa dialihkan ke Bandara Kuala Namu, Medan, dan Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Kamis, 17 Juni 2016. Sebab, cuaca ekstrem melanda Kota Padang dan Kabupaten Padang Pariaman, sehingga jarak pandang hanya 700 meter.
"Jarak pandang di Bandara Minangkabau hanya 700 meter," ujar Manajer Operasional PT Angkasa Pura (AP) II cabang BIM Alzog Pendra Budhi kepada Tempo, Kamis, 17 Juni 2016. Dia mengatakan, bandara baru bisa dibuka kembali saat jarak pandang sudah 1.000 meter ke atas.
"Ada lima penerbangan yang dialihkan ke Medan dan Pekanbaru," kata Alzog. Menurut dia, seharusnya lima penerbangan itu mendarat di BIM sekitar pukul 17.00 hingga 18.00 WIB. Namun penerbangan dialihkan karena jarak pandang menipis di bandara.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Padang menyatakan hujan dengan intensitas di atas rata-rata mengguyur Kota Padang. Cuaca ekstrem juga melanda Kabupaten Padang Pariaman dan bagian pesisir, Kamis, 17 Juni 2016.
"Intensitas hujan sangat tinggi. Mencapai 167 milimeter dalam tiga jam," ujarnya saat dihubungi Tempo, Kamis, 17 Juni 2016.
Irene, salah seorang penumpang Garuda Indonesia nomor penerbangan 166, membenarkan pesawatnya tidak bisa mendarat di Bandara Minangkabau. Informasi yang didapatkannya, jarak pandang menipis akibat cuaca ekstrem.
"Ada hampir satu jam tadi berputar-putar di atas. Akhirnya dialihkan ke Pekanbaru," ujarnya saat dihubungi.
ANDRI EL FARUQI