TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Cyrus Network Hasan Nasbi Batupahat enggan menjelaskan soal dugaan aliran Rp 30 miliar dari pengembang ke rekening Teman Ahok. "Saya enggak mau berkomentar. Saya malas sama Tempo," katanya saat dihubungi, Kamis pagi, 16 Juni 2016.
Hasan tetap tak mau berkomentar saat diberi pertanyaan lain. Ia pun tak mau menjelaskan perihal uang sumbangan Rp 500 juta. Uang itu disebut sebagai modal awal Teman Ahok yang diduga disetorkan Hasan. "Saya enggak mau tanggapin," ucapnya.
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Agus Rahardjo dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat kemarin berujar, pihaknya membuka penyelidikan uang Rp 30 miliar yang diduga mengalir dari pengembang ke Teman Ahok, kelompok relawan calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. "Kami menyiapkan surat perintah penyelidikan terkait dengan dugaan itu," ujar Agus kemarin.
Agus melontarkan kalimat itu setelah anggota Komisi III, Junimart Girsang, mempertanyakan soal informasi aliran uang Rp 30 miliar yang diduga melibatkan Sunny Tanuwidjaja dan Cyrus. Sunny adalah staf khusus Ahok, sementara Cyrus Network adalah lembaga survei yang didirikan Hasan Nasbi. Hasan adalah salah satu pendiri Teman Ahok.
Pada 1 April lalu, KPK menangkap Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land Ariesman Widjaja yang diduga memberikan uang suap kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta, Mohamad Sanusi. Podomoro merupakan salah satu perusahaan pengembang pulau reklamasi.
Sunny juga sudah dicegah dan berulang kali diperiksa penyidik KPK. Pada 18 Mei lalu setelah diperiksa penyidik selama tiga jam, Sunny membantah menjadi perantara pemberian uang dari Aguan kepada Teman Ahok. "Enggak ada, enggak ada," tuturnya.
Pendiri Teman Ahok lain, Singgih Widyastomo, kemarin membantah pihaknya menerima duit sebesar itu. Menurut Singgih, duit operasional Teman Ahok selama ini didapat murni dari penjualan kaus dan merchandise. "Silakan KPK selidiki sejelas-jelasnya."
Uang hasil penjualan itu digunakan untuk membayar biaya listrik, air, alat tulis kantor, dan pengantaran formulir ke posko-posko melalui jasa pengiriman. Teman Ahok juga mengalokasikan honor Rp 50 ribu sehari bagi relawan yang bekerja mengisi data KTP di markasnya. Setiap hari, sekitar 20 relawan bekerja di markas Teman Ahok di Graha Pejaten, Jakarta Selatan.
MAYA AYU | INDRI MAULIDAR