Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

30 Mahasiswa Papua Ditangkap Polisi Malang

image-gnews
Pengunjuk rasa dari Aliansi Mahasiswa Papua saat berorasi di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, 1 Desember 2015. Dalam aksinya massa menuntut Papua Merdeka dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. TEMPO/Aditia Noviansyah
Pengunjuk rasa dari Aliansi Mahasiswa Papua saat berorasi di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, 1 Desember 2015. Dalam aksinya massa menuntut Papua Merdeka dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. TEMPO/Aditia Noviansyah
Iklan

TEMPO.CO, Malang - Sebanyak 30 mahasiswa yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) ditangkap aparat Kepolisian Resor Malang Kota saat berunjuk rasa di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah setempat, Rabu, 15 Juni 2016.

Mereka diangkut dengan sebuah truk pengendali massa dan dibawa ke Markas Polresta Malang. Seluruh poster dan banner bergambar Bintang Kejora turut disita.

Sebelum ditangkap, beberapa mahasiswa AMP terlibat negosiasi yang alot dengan Wakil Kepala Polresta Malang Komisaris Dewa Putu Eka. Tampak juga Kepala Satuan Intelijen Keamanan serta Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Malang, Ajun Komisaris Imam Mustolih dan Ajun Komisaris Tatang Prajitno Panjaitan.

Putu Eka menilai unjuk rasa AMP tidak berizin. Unjuk rasa itu juga bisa meresahkan dan memancing kemarahan masyarakat. Peserta aksi unjuk rasa membawa poster bergambar bendera Merah Putih yang dicoret silang dengan tulisan “Indonesia, no!!! West Papua, yes!!!” Pencoretan bendera merah putih dianggap sebagai penghinaan lambang negara.

“Kami amankan para mahasiswa ini karena beberapa hal, termasuk pencoretan lambang negara,” kata Putu Eka seraya menjelaskan, pihaknya akan mendalami lagi apakah pencoretan lambang negara itu termasuk perbuatan pidana atau ada unsur lainnya.

Mahasiswa AMP memulai aksinya dari kawasan Stadion Gajayana di Jalan Semeru. Lalu mereka berjalan kaki menuju gedung parlemen dan Balai Kota Malang. Rombongan sempat melambatkan langkah saat melintasi Markas Markas Komando Distrik Militer (Kodim) 0833/Kota Malang dan menyuarakan beberapa kecaman terhadap Pemerintah Indonesia. Salah satunya kecaman Indonesia sebagai antek Amerika Serikat dalam perkara Freeport.

Mereka nyaris dihadang sekitar 30 anggota Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI Polri (FKPPI). Polisi segera mencegah penghadangan itu guna menghindari bentrokan antara massa AMP dan FKPPI.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Salah seorang aktivis AMP mengatakan sudah memberitahukan aksi mereka ke polisi. Dia juga menegaskan tidak bermaksud mengusik ketenangan bulan suci ramadan. “Tidak ada unsur SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) dalam aksi kami. Kami hanya menentang tim siluman yang dibentuk Luhut Panjaitan,” teriaknya dari atas truk yang membawa para mahasiswa itu ke Markas Polresta Malang.

Juru Bicara AMP Nhotten Suhuniap mengatakan, pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Papua harus diusut tuntas. Yang diusut bukan hanya 14 kasus pelanggaran HAM seperti dirilis Kepolisian Daerah Papua, melainkan pelanggaran HAM sejak 1963 sampai sekarang.

Menurut Nhotten, AMP menolak keterlibatan tim bentukan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan dalam penyelesaian pelanggaran HAM di Papua. Tim bentukan Luhut dianggap tim siluman yang ingin menggagalkan upaya diplomasi Gerakan Pembebasan Rakyat Papua Barat (ULMWP) dan menghambat tim pencari fakta dari Pasific Island Forum.

Nhotten mengatakan, seharusnya Komisi Nasional HAM yang menangani pelanggaran HAM di Papua. “Bukan tim siluman bentukan Luhut. Itu hanya tipu muslihat pemerintahan sekarang,”

ABDI PURMONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

3 hari lalu

Logo Google. REUTERS
Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.


Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

4 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko memberi keterangan di depan Patung Kuda, Jakarta Pusat, soal kedatangannya jelang aksi demonstrasi pada hari ini, Jumat, 19 April 2024, terkait gugatan Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi.  TEMPO/Advist Khoirunikmah.
Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024


Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

4 hari lalu

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024, Jumat, 19 April 2024. Foto: Dok. Polisi
Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.


Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

4 hari lalu

Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat arah Harmoni dan Balai Kota mulai ditutup, pada Jumat pagi, 19 April 2024, imbas dilakukan jelang aksi demonstasi di Mahkamah Konstitusi perihal putusan sengketa Pilpres 2024. TEMPO/ Advist Khoirunikmah.
Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).


Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

4 hari lalu

Gedung Mahkamah Konstitusi. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK


Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

32 hari lalu

Suasana di sekitar Gedung Komisi Pemilihan Umum atau KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024, Kamis, 21 Maret 2024. Pembatas di Jalan Imam Bonjol yang mengarah ke Gedung KPU sudah dibuka pukul 14.25 WIB. TEMPO/Defara
Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

Begini suasana di kawasan Gedung KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024.


Profil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024

32 hari lalu

Wakil presiden Indonesia periode 2004-2009 dan 2014-2019, Jusuf Kalla (kiri) didampingi tokoh muslim Indonesia, Din Syamsuddin saat memberikan keterangan dalam acara konferensi pers Tokoh Bangsa di Jakarta, Kamis, 2 Februari 2024. Dalam konferensi pers tersebut tokoh bangsa yang terdiri dari Wakil Presiden Indonesia periode 2004-2009 dan 2014-2019, Jusuf Kalla, tokoh muslim Indonesia Din Syamsuddin, pendeta Kristen Sherphard Supit dan para akademisi menyinggung soal politisasi bansos, serta menyuarakan gerakan pemilu jujur dan adil. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Profil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024

Din Syamsuddin menjadi salah satu tokoh penggerak aksi unjuk rasa menolak pemilu curang


Demo di Depan KPU, Refly Harun: Kecurangan Sudah Terjadi saat Jokowi Mau Perpanjang Masa Jabatan

33 hari lalu

Pakar hukum tata negara Refly Harun berorasi di depan kantor KPU RI saat demonstrasi menolak hasil Pemilu 2024 di Jakarta Pusat, 20 Maret 2024. Tempo/Eka Yudha Saputra
Demo di Depan KPU, Refly Harun: Kecurangan Sudah Terjadi saat Jokowi Mau Perpanjang Masa Jabatan

Refly Harun mendesak massa untuk menolak hasil Pemilu 2024.


16 Orang Ditangkap saat Demonstrasi di DPR dan KPU, Ini Penjelasan Polres Metro Jakpus

33 hari lalu

Ilustrasi demo/unjuk rasa. Toulousestreet.com
16 Orang Ditangkap saat Demonstrasi di DPR dan KPU, Ini Penjelasan Polres Metro Jakpus

Menurut Humas Polres Metro Jakarta Pusat, aksi demonstrasi di DPR semalam berujung anarkis.


Rangkaian Demo di Gedung DPR Sejak Awal Maret, Muncul Spanduk: Pecat Jokowi Tanpa Pesangon

33 hari lalu

Massa dari berbagai elemen menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. Dalm aksi tersebut mereka mendesak kepada DPR RI untuk menggunakan hak angket untuk mengusut dugaan kecurangan Pemilu 2024 sekaligus rasa keprihatinan maraknya nepotisme dan ancaman matinya demokrasi. TEMPO/M Taufan Rengganis
Rangkaian Demo di Gedung DPR Sejak Awal Maret, Muncul Spanduk: Pecat Jokowi Tanpa Pesangon

Sejak awal Maret 2024, Gedung DPR beberapa kali menjadi tempat unjuk rasa terkait politik dinasti, pemakzulan Jokowi, Pemilu 2024. Ini rangkaiannya.