TEMPO.CO, Jakarta - World Bank Country Director for Indonesia Rodrigo Chaves mengatakan Indonesia perlu bertransformasi karena 4 persen populasi negara ini berpindah dalam lima dekade terakhir.
"Lebih cepat dibanding India dan Tiongkok," katanya saat ditemui di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jakarta, Selasa 14 Juni 2016.
Rodrigo melanjutkan, Indonesia mengalami pergerakan penduduk yang sangat besar. Namun masih banyak penduduk yang tak memiliki akses air bersih. Ini merupakan ciri perkotaan yang perencanaannya kurang baik. Karena itu, perlu ada investasi yang lebih besar di bidang infrastruktur.
Rodrigo meminta Kementerian PU-Perumahan Rakyat memecahkan masalah perkotaan dan urbanisasi dengan solusi yang berkelanjutan. Lalu, Kementerian ini menurut dia harus memikirkan peran penting mengkonsolidasikan urbanisasi nasional.
Rodrigo senang Presiden Joko Widodo mengalokasikan banyak anggaran untuk pembangunan infrastruktur. Hal ini, menurut dia, menumbuhkan optimisme bahwa masa depan Indonesia tak akan terpusat di kota-kota besar saja.
Rodrigo juga mengungkapkan, sejak 1970-2012, setiap pertumbuhan 1 persen urbanisasi berkorelasi dengan pertumbuhan PDB per kapita terhadap sebuah negara.
Jika 1 persen urbanisasi berkorelasi dengan 13 persen pertumbuhan PDB per kapita di India, PDB per kapita di Indonesia hanya 4 persen. "Indonesia hanya menikmati sebagian kecil dari potensi manfaat kota."
Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Yvonne Baumann, mengatakan dana diberikan kepada Indonesia agar kota-kota besar tujuan urbanisasi di negara itu bisa menciptakan lapangan kerja baru, memiliki air bersih, sanitasi yang baik, pengolahan limbah yang baik, dan pengelolaan energi yang ramah lingkungan.
Hal itu, menurut Yvonne, harus berkelanjutan. Ini merupakan tantangan tersendiri untuk memperbaiki kualitas. Ia berharap, dunia internasional bisa membantu dan multi donor trust fund ini diharapkan mendukung terlaksananya program pemerintah dengan baik.
DIKO OKTARA